-genre : romance, sad
- length : series
- rated : pg-15
- main cast : Cho Kyuhyun, Kim Minrae, Lee Donghae
- author : nami
Karya asli author NO COPAS
Ditunggu RCL dari reader :)
-Happy Reading-
"Kyuhyun cepatlah."
Sebuah pagar terbuat dari besi menjulang tinggi dihadapan
Kyuhyun. Kyuhyun sedang berusaha memanjat pagar itu. Tapi dia takut, pagar itu
terlalu menakutkan baginya.
“Minrae, bisakah kita cari jalan lain?” Ucap Kyuhyun
memandang seorang gadis yang sudah hampir mencapai puncak pagar itu.
“Tidak bisa. Ini jalan satu-satunya. Cepatlah sebelum ada
yang mengetahui kita.” Gadis bernama Minrae itu sudah sampai di atas pagar besi
itu. Tapi sepertinya Kyuhyun masih enggan untuk mengikuti ide gila gadis itu.
Kyuhyun dan Minrae sedang kabur dari kelas. Mereka berdua
berencana bolos hari ini. Mereka bukanlah anak bandel sebenarnya tetapi ada
sesuatu yang harus mereka lakukan sekarang. Minrae harus menemui ibunya
sekarang. Jika tidak dia tidak akan bertemu ibunya lagi.
Minrae sudah hampir melompat dari pagar itu tetapi dia
ingat Kyuhyun belum juga mengikuti jejaknya. ‘Aissh’ gerutu Minrae dalam hati.
“Cepat pegang tanganku.” Perintah Minrae pada Kyuhyun dengan mengulurkan tangan
kanannya pada Kyuhyun.
Kyuhyun menurut. Dia meraih tangan Minrae sekarang.
Perlahan-lahan dia mulai memanjat, menaiki besi-besi yang ada dipagar itu.
Setelah sampai di atas Kyuhyun memandangi ke bawah. Pagar
itu memang cukup tinggi. Hal itu di tujukan agar siswa-siswa di sekolah itu
kesulitan untuk kabur saat jam pelajaran. Tapi tekad Minrae sudah bulat dia
harus bertemu ibunya.
Minrae melempar tas yang ada dipunggungnya, membuatnya
lebih leluasa untuk melompat. Kyuhyun mengikuti kegiatan Minrae, melempar
tasnya ke seberang pagar. Minrae memandangi wajah Kyuhyun menandakan mereka
akan baik-baik saja. Kyuhyun mulai tenang dan bersiap untuk melompat dari pagar
itu.
“Pada hitungan ketiga kita melompat.” Perintah
Minrae melepas genggaman tangannya dari Kyuhyun. Tapi Kyuhyun menolak dia tidak
ingin Minrae melepaskannya.
“Dengar
kalau kau terus menyuruhku untuk menggenggam tanganmu, itu akan membuatku susah
untuk melompat. Jadi lepaskan, Kyu.” Ujar Minrae tapi Kyuhyun tetap menolaknya.
“Biarkan
seperti ini.”
“Baiklah.”
Minrae mengalah dan tidak mencoba untuk melepas genggaman tangan Kyuhyun.
Beberapa detik kemudian dia memberi aba-aba untuk melompat dari pagar itu.
1.
2. 3
Brruukk
Mereka pun terjatuh dengan kedua kakinya menompang tubuh
mereka. Kyuhyun masih menutup matanya dan juga belum melepaskan tangannya dari
Minrae. Hingga sebuah suara membuatnya membuka matanya cepat.
"Aargh." Rintih Minrae hingga membuat Kyuhyun
menoleh ke arahnya. Saat melompat Minrae tidak sengaja terkena besi tajam yang
ada dipagar itu. pagar itu sudah tua dan juga banyak sekali besi kecil seperti
sebuah kawat panjang yang ada di pagar itu. Dan Minrae menjadi korban terkena
besi itu.
Minrae
memegang lengannya berusaha menutupi dari Kyuhyun. Tapi darah segar mengalir
dari sana membuat Kyuhyun melihat hal itu. Raut wajah Kyuhyun berubah sekarang,
dia khawatir pada gadis di sebelahnya.
"Gwenchana?" Tanya Kyuhyun memandangi luka di
lengan Minrae.
“Gwenchana.” Balas Minrae kemudian menutupi luka itu dari
Kyuhyun.
Minrae kemudian berdiri. Merapikan tubuhnya yang
berantakan. Setelah menaruh tasnya kembali ke punggungnya dia mulai bersiap
untuk berlari. Tapi Kyuhyun mencegahnya. Dia memegang pundak Minrae menahan
Minrae untuk tidak meneruskan langkahnya.
“Apalagi? Kita sudah hampir terlambat.” Protes Minrae.
“Lukamu.” Ucap Kyuhyun melihat darah di lengan Minrae.
Minrae mengalihkan pandangannya sebisa mungkin menutupi luka dilengannya.
"Aku baik-baik saja."
“Aku tidak mau kau terluka. Kita obati dulu.”
“Ani.. Nanti saja, kita harus segera menyusul eomma.”
“Minrae.” Panggil Kyuhyun lirih.
Minrae hanya tersenyum. Dia berusaha mengisyarakatkan bahwa
dia baik-baik saja. Kyuhyun mengalah dia membiarkan Minrae melanjutkan
langkahnya.
"Kalau begitu berikan tasmu padaku." Pinta
Kyuhyun.
“Tidak usah.”
“Minrae.” Raut wajah marah mulai terpancar pada Kyuhyun.
Minrae pun pasrah dan melepas tasnya. Dia kemudian memberikan tas berwarna biru
muda itu pada Kyuhyun.
“Gomawo.” Ucap Minrae.
…
30 menit berlalu, mereka berdua sudah berada di bandara.
Setelah memasuki bandara mereka berpencar. Kyuhyun ke sisi kanan dan Minrae ke
sisi kiri. Minrae berlari menyusuri seluruh tempat di bandara itu. Tidak ada
tanda-tanda keberadaan ibu Minrae.
Minrae sudah hampir frustasi. Menemukan ibunya di antara
ratusan manusia di sini bukanlah hal yang mudah. Rasa sakit di lengannya
semakin terasa menyakitkan tetapi dia harus menemui ibunya. Harus.
Tiba-tiba matanya menatap seorang wanita paruh baya.
Wanita itu sudah tua tapi dia tetap cantik bahkan diusianya yang sudah hampir
40 tahun itu. Minrae memandangi wanita itu dari kejauhan, matanya beralih pada
sebuah syal berwarna biru tua menutup leher wanita itu. Syal itu pemberian dari
Minrae. Dia pun tersenyum. Itu ibunya, wanita yang telah melahirkannya.
Setelah memastikan bahwa itu ibunya, Minrae bergegas
mendekati wanita itu. Minrae melemparkan sebuah senyum pada wanita itu. Tapi
bukan senyum yang dibalas wanita itu. Wanita itu tampak dingin bahkan sampai
Minrae sudah berdiri disampingnya. Dia tetap dingin.
"Eomma." Panggil Minrae lirih.
"Untuk apa kau kesini?" Tanya ibu Minrae
membuat senyum yang sempat mengembang dari bibir Minrae lenyap seketika dan
digantikan dengan tatapan kecewa.
"Eomma jangan pergi." Kali ini Minrae mulai
meraih tangan ibunya. Dia ingin memeluk ibunya sekarang. Dia tidak ingin ibunya
pergi jauh darinya. Tapi wanita itu mundur beberapa langkah membuat Minrae
kecewa.
"Berhentilah mencegahku Minrae. Pulanglah sekarang.
Aku bukan ibumu lagi.”
Deg. Kata-kata yang begitu menyakitkan bagi Minrae.
Wanita itu bahkan tidak menganggap Minrae sebagai anaknya lagi.
“Eomma. Aku yakin appa tidak ingin bercerai dengan eomma.
Jadi pulanglah eomma.” Kini air mata Minrae sudah mulai mengalir. Membasahi
kedua pipinya.
"Pergilah, sebelum eomma benar-benar membencimu. Dan
ingat jangan pernah temui eomma lagi.” Pinta ibunya kemudian bergegas
meninggalkan Minrae yang sudah ambruk dari pertahanannya. Dia menangis melihat
punggung ibunya yang sudah menjauhi dia.
Orang-orang berlalu lalang melewati Minrae. Bahkan ada
yang tidak sengaja menginjak Minrae. Tapi gadis itu masih terdiam ditempatnya.
Dia tidak perduli berapa banyak orang yang sudah menyakiti tubuhnya sejak tadi.
Air matanya masih terus membasahi wajah cantiknya.
Kyuhyun melihat hal itu dari jauh. Pandangan menyakitkan
bagi Kyuhyun. Sebagai sahabat Kyuhyun tidak sanggup jika Minrae harus seperti itu.
Kyuhyun berjalan pelan menuju tempat Minrae.
“Minrae, Kim Minrae.” Panggil Kyuhyun yang sudah berdiri
didepan Minrae.
Kyuhyun tahu bahwa ibunya benar-benar meninggalkan
Minrae. Kyuhyun pun berjongkok menyeimbangi tubuh Minrae. Gadis dihadapannya menangis.
Perlahan dia menyisihkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah Minrae.
Minrae menatap kedua mata Kyuhyun. Air matanya masih menetes bahkan semakin
deras saat Kyuhyun berada dihadapannya sekarang.
“Uljima.” Ucap Kyuhyun mengelus pelan kedua pipi Minrae
dan kemudian menghapus air mata yang membasahi pipi Minrae dengan kedua ibu
jarinya.
“Bangunlah kita obati dulu lukamu.” Kyuhyun membantu
Minrae berdiri. Menuntun gadis itu menepi ke tempat yang sepi.
…
Mereka sudah berada di sebuah kursi yang letaknya di luar
bandara. Mereka duduk berdua disana. Minrae sudah berhenti menangis sekarang.
Tetapi tampaknya luka dihatinya masih belum sembuh total.
Kyuhyun mengambil sesuatu didalam tasnya. Sebuah kotak
obat berukuran kecil. Setelah melihat Minrae terluka tadi, Kyuhyun berinisiatif
untuk membelikan obat untuk luka sahabatnya. Setelah membuka kotak itu dia
mulai meneteskan suatu cairan pada sepotong kapas. Perlahan dia menarik tangan
Minrae melihat lengan gadis itu. Darahnya sudah mongering tetapi terlihat
Minrae masih menahan rasa sakit. Entah rasa sakit di lengannya atau rasa sakit
di dalam hatinya.
Dengan
pelan dan lembut Kyuhyun mulai mengobati luka Minrae. Hening terjadi di antara
mereka. Kyuhyun yang masih sibuk mengobati luka Minrae. Sedangkan Minrae, dia
masih terdiam tanpa sepatah kata terucap dibibirnya.
“Apa tidak terasa sakit?” Tanya Kyuhyun masih terus
mengusap kapas itu pada luka Minrae. Gadis itu masih tetap terdiam. Setahu
Kyuhyun gadis itu akan merintih kesakitan saat lukanya dibersihkan. Tapi hari
ini berbeda, gadis itu sepertinya sedang menahan luka yang begitu menyakitkan
baginya.
“Sudah selesai.” Ucap Kyuhyun kemudian meniup pelan luka
di lengan Minrae.
“Aku ingin sendiri.” Suara Minrae terdengar, membuat
Kyuhyun menoleh ke wajah Minrae. Gadis itu sudah berhenti menangis rupanya.
“Apa kau benar-benar baik-baik saja?”
“Sudah ku bilang. Aku ingin sendirian.” Kali ini Minrae
mulai mengeraskan suaranya. Kyuhyun tahu Minrae butuh waktu sendiri sekarang.
“Baiklah, aku pergi.” Kyuhyun akhirnya menuruti keinginan
gadis itu.
Kini Minrae sendiri menatap kosong ke arah punggung
Kyuhyun yang sudah menjauh darinya. Air matanya kembali mengalir. Dia menangis
lagi. Tangisnya makin menjadi-jadi. Sebelumnya dia bisa menahan tangis itu tapi
sepertinya dia ingin menangis keras sekarang. Melupakan ibu yang telah
membuangnya.
Kyuhyun masih mengintip Minrae dari jauh. Dia tidak
mungkin meninggalkan gadis itu sendirian. Mungkin lebih baik mengamati dari
jauh yang bisa dia lakukan sekarang. Hati Kyuhyun tiba-tiba terasa sakit. Entah
apa yang dirasakan olehnya sekarang. Dia benar-benar membenci melihat Minrae
terluka seperti ini.
…
Minrae menyusuri jalanan kota Seoul yang mulai gelap.
Seragam putih masih melekat ditubuhnya. Tangannya masih memegang luka di
lengannya. Rasa sakit masih terus menjalar di tubuhnya, membuat Minrae berusaha
keras untuk menahan rasa sakit itu.
Minrae ingin pulang tapi dia sadar keadaannya masih buruk
sekarang. Jika dia pulang seperti ini ayahnya pasti akan marah padanya. Menemui
ibunya adalah hal yang paling dibenci ayahnya. Perceraian mereka memang sudah
berlalu sejak 1 minggu yang lalu. Hak asuh anak juga sudah jatuh pada tangan
ayahnya tapi dia tidak ingin berpisah dengan ibunya. Setelah ibunya pergi dari
rumah diam-diam Minrae sering bertemu ibunya. Tapi hari ini tiba-tiba ibunya
memutuskan untuk pergi ke Paris meninggalkan Minrae. Sungguh luka yang sangat
menyakitkan bagi Minrae. Ditambah sikap dingin ibunya membuat dia semakin
terluka.
Minrae memutuskan duduk dibangku taman tak jauh dari
rumahnya. Dia masih belum bisa pulang sekarang. Mungkin tempat ini yang cocok
untuknya sekarang. Kenangan demi kenangan mulai terbuka di ingatan Minrae.
Taman ini adalah tempatnya bersama Kyuhyun menghabiskan waktu luang bersama.
Mereka memang bertetangga sehingga mereka berdua sudah seperti sepasang adik
kakak mesti umur mereka sebaya.
Minrae memejamkan matanya sebentar berusaha untuk
menghilangkan kesedihannya saat ini. Dengan memejamkan mata dia bisa
menghilangkan rasa sesak didadanya.
Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki mendekatinya.
Minrae penasaran siapa yang ada didekatnya. Cho Kyuhyun, dia berdiri didekatnya
sekarang.
“Kau pasti lapar makanlah.” Ucap Kyuhyun menyodorkan
sebuah burger pada Minrae.
“Gomawo.” Balas Minrae kemudian mengambil bungkusan dari
tangan Kyuhyun.
Mereka berdua duduk bersebelahan memandangi burger di
tangan masing-masing. Kyuhyun melihat Minrae hanya menatap burger itu tanpa
ingin memakannya.
“Makanlah, kau akan sakit jika tidak makan.” Ucap Kyuhyun
lagi.
Guk
Tiba-tiba terdengar suara anak anjing yang menggonggong.
Seekor anak anjing berwarna putih berlari ke arah Kyuhyun. Anak anjing itu
menjulurkan lidahnya memberi tahu bahwa dia ingin burger di tangan Kyuhyun.
“Kau mau ini?” Ucap Kyuhyun menunjuk burger ditangannya.
Guk.
“Cih kau tidak tahu diri sekali meminta makan pada orang
yang belum dikenal. Baiklah ambil ini.” Oceh Kyuhyun memberikan sepotong daging
burger pada anak anjing itu.
Guk. Anak anjing itu mulai menjilati daging burger yang
diberikan Kyuhyun padanya. Kyuhyun tersenyum melihat anak anjing itu. Dia
sangat manis dan lucu.
“Hey kau, siapa namamu?” Oceh Kyuhyun pada anak anjing
itu.
“Apa namamu hachi? Atau jangan-jangan namamu shiro?”
Lanjut Kyuhyun mengingat sebuah nama anjing di salah satu film kartun.
“Ani,
jika kau shiro seharusnya kau bersama shinchan. Shinchan? Kenapa aku jadi
memikirkan tokoh kartun itu.” Gumam Kyuhyun membuat Minrae yang duduk
disampingnya tertawa kecil. Dia tidak habis pikir, seorang Kyuhyun yang
terkenal dingin pada semua orang tiba-tiba berubah menjadi sosok yang humoris
didekatnya. Bahkan Kyuhyun selalu bersikap lembut pada Minrae.
Mendengar Minrae yang mulai tertawa membuat Kyuhyun
menoleh ke arahnya. “Kau tertawa?” Tanya Kyuhyun.
“Aniyo.”
“Kau bohong. Itu aku baru saja melihatnya.”
“Aku tidak tertawa.”
Guk.
Anak anjing itu kembali menggonggong membuat kedua pasang
mata Kyuhyun mengarah pada anak anjing itu. Kyuhyun mengelus pelan anak anjing
itu. Astaga anak anjing ini memang licik, setelah menghabiskan sepotong daging
dari Kyuhyun dia memasang wajah manisnya pada Minrae. Minrae tahu bahwa anak
anjing itu sedang meminta makan padanya. Minrae pun memberikan sepotong daging
burger ditangannya pada anak anjing itu.
“Kau licik sekali rupanya. Menghabiskan punyaku dan
sekarang meminta pada Minrae.” Ucap Kyuhyun membuat tawa sekali lagi dari
Minrae.
“Dia hanya seekor anjing, mana mungkin dia tahu apa yang
kau bilang.”
“Setidaknya dia harus tahu bahwa kita baik padanya.” Ucap
Kyuhyun.
Minrae tersenyum mendengar ucapan Kyuhyun. “Ngomong-ngomong
siapa nama anjing ini?” Tanya Minrae mengalihkan pembicaraan.
“Aku tidak tahu. Mungkin shiro atau hachiko. Ckck.” Jawab
Kyuhyun membuat Minrae kembali tersenyum. Pria disampingnya sejak tadi selalu
menyebut nama anjing yang ada di film. Hal itu membuat Minrae semakin geli
mendengarnya.
Seorang laki-laki berjalan ke arah mereka. “Tora kau
dimana? Tora.” Ucapnya seperti sedang mencari seseorang.
Guk.
Sekali lagi anjing itu menggonggong dan kemudian berlari
ke arah laki-laki itu. Laki-laki kemudian memeluk anak anjing itu. Anak anjing
itu tidak berhenti menggonggong saat laki-laki itu memeluk tubuhnya.
“Jadi namanya tora?” Ucap Minrae yang sudah mendekati
laki-laki.
Laki-laki itu menoleh ke arah Minrae dan Kyuhyun yang
sudah berdiri didepannya. Minrae tersenyum pada laki-laki itu. Sedetik kemudian
dia mendekati anak anjing itu dan mengelus bulunya pelan. “Dia sangat cantik.”
Puji Minrae.
“Dia adalah anjing kesayanganku. Namanya tora. Tora beri
salam pada mereka.” Anak anjing itu kemudian menggonggong membuat laki-laki itu
tersenyum.
“Sepertinya kita tidak pernah bertemu sebelumnya. Siapa
namamu?” Ganti Minrae bertanya pada laki-laki itu.
“Lee Donghae. Namaku Lee Donghae. Aku baru saja pindah
hari ini.” Ucap Donghae mengulurkan tangannya pada Minrae.
“Aku Kim Minrae dan dia…” Minrae membalas uluran tangan
Donghae dan kemudian melirik ke arah Kyuhyun.
“Cho Kyuhyun.” Ucap Kyuhyun dingin tanpa berniat ingin
bersalaman dengan Donghae.
“Rumahku sebelah sana. Aku harap kita bisa berteman
baik.” Ujar Donghae sambil menunjuk sebuah rumah tidak jauh dari taman itu.
“Jinja? Itu dekat dengan rumahku. Aku juga senang jika
bisa berteman denganmu.” Ucap Minrae pada Donghae. Mereka berdua pun bercerita
panjang lebar.
Kyuhyun
yang melihat hal itu merasakan sedikit kecemburuan. Tapi dia tidak perduli pada
hal itu. Baginya Minrae hanya sahabat dan tidak lebih dari itu. Itulah
kata-kata yang akan selalu di ingat Kyuhyun di saat dia mulai merasakan sesuatu
yang aneh pada dirinya saat didekat Minrae.
…
“Mianhae Minrae aku tidak bisa pulang denganmu.” Ucap
Donghae yang masih sibuk menata bola-bola basket dalam sebuah rak.
Sudah tiga bulan mereka berteman baik. Donghae, Kyuhyun
dan Minrae selalu bersama. Donghae juga bersekolah sama dengan Minrae sehingga
membuat mereka semakin dekat dengan Donghae.
Donghae adalah ketua
basket di sekolah mereka. Sekarang dia sedang sibuk mengurus gudang
olahraga yang sangat kotor akibat ulah siswa-siswa yang tidak bertanggung
jawab. Donghae disuruh oleh gurunya untuk membersihkan ruang itu. Sebagai ketua
basket dia pun mengiyakan permintaan gurunya.
“Yah. Padahal aku ingin mengajakmu ke suatu tempat
bersama Kyuhyun.” Ucap Minrae kecewa membuat Donghae hanya menghela nafasnya
panjang.
“Lain kali saja aku akan ikut. Aku benar-benar sibuk,
Minrae.”
“Apa perlu aku membantumu?” Tawar Minrae membuat Donghae
menatap Minrae sekilas.
“Tidak usah, kau pulanglah saja dengan Kyuhyun. Dia sudah
pasti sudah menunggumu.”
“Aku bisa memintanya pulang duluan. Bagaimana aku boleh
membantumu?”
"Tidak usah."
"Ayolah. Aku ingin membantumu."
Melihat Minrae terus memaksa untuk membantu Donghae
akhirnya Donghae pasrah dan membiarkan gadis itu membantunya. "Terserah
kau saja."
Minrae pun tersenyum penuh kemenangan. Dia mulai membantu
Donghae menata bola-bola itu ke tempatnya. Donghae hanya melemparkan senyum
singkat melihat kelakuan gadis disampingnya. Kemudian mereka bersama-sama
membersihkan tempat itu.
…
Kyuhyun menghembuskan nafasnya dengan kasar. Sudah 15
menit dia menunggu Minrae tetapi gadis itu belum juga datang. Dia ingat bahwa
Minrae menyuruhnya untuk menunggu dia di gerbang sekolah. Minrae bilang dia
ingin mencari Donghae dan mengajaknya pulang bersama dia. Tapi baik Donghae
atau pun Minrae mereka belum menunjukkan batang hidung sama sekali.
Kyuhyun masih menunggu Minrae. Sesekali dia melirik jam
yang melekat ditangannya. Sudah pukul 14.00 KST tapi Minrae belum menunjukkan
keberadaannya pada Kyuhyun.
“Sunbae.” Panggil seorang gadis kepada Kyuhyun.
“Ah, Yoobi. Ada apa?” Tanya Kyuhyun pada gadis bernama
Yoobi itu.
“Ini untukmu, sunbae.” Ucap Yoobi memberikan sebuah
amplop berwarna merah muda kepada Kyuhyun kemudian Yoobi pamit meninggalkan
Kyuhyun.
Kyuhyun menerima amplop itu kemudian mengambil surat di
dalam amplop itu. Sebuah surat cinta. Kyuhyun sudah sering mendapatkan surat
seperti itu. Tapi dia tidak begitu peduli pada surat-surat itu.
Kyuhyun masih memandangi surat itu. Setelah cukup lama
memandanginya, dia memutuskan membuang surat itu ke tempat sampah. Kemudian
memutuskan untuk menemui Minrae. Dia berjalan pelan mencari dimana gadis itu
berada.
...
"Pasti melelahkan jika harus membersihkan tempat ini
sendirian." Ucap Minrae yang sibuk menata beberapa piala di dalam sebuah
lemari kaca.
Donghae hanya tersenyum mendengarkan Minrae yang sejak tadi mengoceh. Sudah 20
menit mereka berada di gudang itu. Membersihkan gudang itu sesekali Minrae juga
mengomel karena tempat itu benar-benar kotor. Donghae sebenarnya sudah menyuruh
Minrae pulang dari tadi, tapi Minrae bersikeras ingin membantu Donghae.
"Apa kau tidak menyusul Kyuhyun? Dia pasti sedang
menunggumu."
"Aniyo, aku ingin membantumu dan pulang denganmu.
Ini sudah lama, mungkin dia sudah pulang." Ucap Minrae sambil melirik jam
yang melekat ditangannya.
"Aku tidak yakin dia sudah pulang. Kau lupa Kyuhyun
selalu saja mencemaskanmu jika kau tidak disampingnya."
Minrae memandangi Donghae sekilas. Kyuhyun memang selalu
perhatian padanya. Dia tahu bahwa Kyuhyun pasti sedang menunggunya. Tapi entah
mengapa dia lebih memilih dekat disamping Donghae sekarang. Sejak kehadiran
Donghae, Minrae lebih dekat dengan Donghae daripada Kyuhyun yang jelas-jelas
lebih lama bersama dengannya.
"Kyuhyun tidak akan mencemaskanku jika aku berada
disampingmu."
Mereka pun terdiam sejenak meneruskan kegiatan mereka
masing-masing. Setelah merapikan lemari kaca, Minrae mulai mengelap kaca yang
ada diruangan itu.
"Sebenarnya kau ingin mengajakku kemana?" Tanya
Donghae mengalihkan pembicaraan. Minrae tampak berpikir sejenak. Sebenarnya dia
hanya berbohong mengatakan pada Donghae bahwa dia ingin mengajak Donghae ke
suatu tempat. Dia hanya ingin pulang bersama Donghae.
"Ah itu, sebenarnya.." Minrae masih memikirkan
kata apa yang ingin dia ucapkan pada Donghae. Tapi dia belum menemukan satu
tempat yang ingin dia katakan pada Donghae. Hingga terlintas dipikirannya pada
suatu tempat. "Pergi ke taman bermain, aku ingin naik rolling
coster."
"Astaga Minrae, kita sudah sering naik itu. Kau
tidak bosan?"
"Tidak."
"Tapi aku bosan."
"Yak." Kesal Minrae ketika mendengar ucapan
Donghae. Melihat hal itu membuat Donghae tertawa kecil. Gadis disampingnya
sangat menggemaskan.
Mereka kembali terdiam, meneruskan aktivitas mereka
masing-masing. Minrae sibuk membersihkan kaca-kaca diruangan itu. Sedangkan
Donghae, dia sedang sibuk membersihkan lantai ruangan itu. Mereka berdua tampak
serius menikmati pekerjaan mereka masing-masing. Hingga Donghae mulai
memecahkan keheningan diruangan itu.
"Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat." Ucap
Donghae tiba-tiba membuat Minrae menatap lekat kedua mata Donghae. "Aku
ingin mengenalkanmu pada ibuku." Lanjut Donghae menolehkan tubuhnya ke
arah Minrae.
"Donghae."
Donghae memandang Minrae sekarang. Mata mereka saling
bertemu memandang satu sama lain. Donghae berjalan mendekati Minrae. Perlahan
tangannya menyentuh pipi gadis cantik dihadapannya. Tangan Donghae membuat
Minrae merasakan sesuatu yang aneh dalam dirinya. Aliran darahnya mengalir
semakin deras. Tubuhnya bergetar hebat merasakan detak jantungnya berdebar
semakin cepat. Sekarang Donghae beralih memegang tangan Minrae. Menggenggam
tangan gadis itu kemudian meletakkannya didepan dadanya.
"Jika saja ibuku masih hidup, dia pasti akan
menyukaimu."
Donghae kemudian melepas genggaman tangannya. Melihat
raut kesedihan di wajah Donghae membuat Minrae meletakkan tangannya di pipi
kanan Donghae. Minrae menyentuh pipi Donghae berusaha mengalirkan kehangatan
pada pria dihadapannya. Donghae merasakan kehangatan dari tangan Minrae. Seketika
Donghae mulai meneteskan air matanya membasahi tangan Minrae.
“Donghae.” Panggil Minrae sekali lagi memandang pria yang
sedang menangis didepannya.
Minrae bermaksud melepaskan tangannya dari wajah Donghae.
Tapi Donghae mencegahnya, dia menggenggam erat tangan Minrae. Donghae tidak
ingin kehangatan tangan Minrae pergi begitu saja. Minrae pun pasrah dan
membiarkan tangannya berada di wajah Donghae.
"Biar seperti ini, sebentar saja." Ucap Donghae
semakin mempererat genggaman tangan Minrae.
Detak jantung Minrae semakin kencang. Dia tidak tahu
bahwa berdekatan dengan Donghae membuat tubuhnya bergetar begitu hebat. Entah
perasaan apa yang tengah dia rasakan. Tetapi begitu dekat Donghae membuatnya
merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya.
Ruangan itu menjadi hangat sekarang. Kedua insan manusia
itu membuat kehangatan tersendiri dari tautan tangan mereka. Hangat hingga
membuat mereka tidak ingin melepas kehangatan itu. Sedetik kemudian air mata
Donghae berhenti membuat Minrae mengukir senyum kebahagiaan di wajahnya.
Dari kejauhan Kyuhyun melihat mereka berdua. Donghae dan
Minrae begitu dekat satu sama lain. Entah apa yang dirasakan Kyuhyun sekarang.
Dadanya merasakan sesak yang luar biasa. Kyuhyun memegang dadanya mencoba
menghentikan rasa sesak yang terus menjalar hingga membuat dadanya terus merasa
kesakitan. Kyuhyun tidak tahu apa yang dia rasakan sekarang. Sedetik kemudian dia
sadar bahwa dia mulai mencintai Minrae.
-TBC-
0 komentar:
Posting Komentar