Can I Touch Your Memories? Chapter 2





-genre : romance, sad

- length : series

- rated : PG-15

- main cast : Cho Kyuhyun, Kim Minrae, Lee Donghae

- author : nami

- twitter : @dap_yui

- IG : puspitadiah17

Karya asli author NO COPAS

Ditunggu RCL dari reader J

Sedikit cuplikan part sebelumnya

 "Biar seperti ini, sebentar saja." Ucap Donghae semakin mempererat genggaman tangan Minrae.

            Detak jantung Minrae semakin kencang. Dia tidak tahu bahwa berdekatan dengan Donghae membuat tubuhnya bergetar begitu hebat. Entah perasaan apa yang tengah dia rasakan. Tetapi begitu dekat Donghae membuatnya merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya.

            Ruangan itu menjadi hangat sekarang. Kedua insan manusia itu membuat kehangatan tersendiri dari tautan tangan mereka. Hangat hingga membuat mereka tidak ingin melepas kehangatan itu. Sedetik kemudian air mata Donghae berhenti membuat Minrae mengukir senyum kebahagiaan di wajahnya.

            Dari kejauhan Kyuhyun melihat mereka berdua. Donghae dan Minrae begitu dekat satu sama lain. Entah apa yang dirasakan Kyuhyun sekarang. Dadanya merasakan sesak yang luar biasa. Kyuhyun memegang dadanya mencoba menghentikan rasa sesak yang terus menjalar hingga membuat dadanya terus merasa kesakitan. Kyuhyun tidak tahu apa yang dia rasakan sekarang. Sedetik kemudian dia sadar bahwa dia mulai mencintai Minrae.


-Happy Reading-

Sudah seminggu Kyuhyun menghindari Minrae. Semenjak kejadian itu, Kyuhyun terus menjauhi Minrae. Kyuhyun tidak menunggu Minrae saat pulang, dia terus menjaga jarak dengan Minrae. Minrae mulai sadar bahwa Kyuhyun menjauhinya. Entah mengapa Minrae merasa ada sesuatu yang hilang dalam dirinya.

            Pagi ini Minrae keluar dari rumahnya. Dia melirik sekilas rumah Kyuhyun disamping rumahnya. Kyuhyun belum keluar dari rumahnya. Minrae tahu hal itu karena ini masih terlalu pagi untuk Kyuhyun berangkat ke sekolah. Dia memutuskan untuk menunggu di depan rumah Kyuhyun.

            Minrae mengetuk-ngetuk kakinya sesekali melirik jam ditangannya. Kemudian ia pun bersandar pada sebuah tembok di depan rumah Kyuhyun. Menunggu kehadiran sosok pria itu. Pria yang sudah lama dia rindukan.

            Kreeekk

            Bunyi seseorang membuka sebuah pagar rumah. Kyuhyun sudah keluar dari rumahnya. Melihat hal itu Minrae langsung mendekat ke arah Kyuhyun. Dia tak henti-hentinya mengukir senyum untuk Kyuhyun. "Selamat pagi, Kyu."

            Kyuhyun tidak menjawab atau berusaha memberi tanda pada Minrae. Dia terus terdiam, ia berjalan melewati tubuh Minrae.

            "Apa tidurmu nyenyak semalam?" Ucap Minrae sekali lagi dia terus mengikuti Kyuhyun.

            “Oh, pasti tidurmu nyenyak ya?  Benar kau harus tidur nyenyak.” Gumam Minrae tanpa dipedulikan Kyuhyun.

            Langkah kaki Kyuhyun semakin cepat membuat jarak mereka semakin jauh. Minrae berhenti sejenak memandangi tubuh Kyuhyun dari belakang. Sudah nampak jelas bahwa pria itu lagi-lagi menghindarinya.

            Minrae pasrah dan hanya terdiam dibelakang Kyuhyun. Mereka berdua sama-sama berjalan saling menjaga jarak satu sama lain. Minrae ingin berlari dan berjalan di samping Kyuhyun. Tetapi entah mengapa dia tidak bisa melakukan hal itu. Langkah kaki Kyuhyun terlalu cepat untuk Minrae, dia bahkan sudah sangat kewalahan mengikuti langkah kaki Kyuhyun.

            Minrae masih mengikuti Kyuhyun dari belakang. Sesekali dia memandangi punggung Kyuhyun dari belakang. Dia baru sadar tubuh Kyuhyun sangatlah indah. Badannya yang tinggi dan juga tegap  membuat Kyuhyun tampak begitu gagah.

            Minrae tersenyum kecil, pantas saja banyak gadis yang mengejar Kyuhyun. Kyuhyun hampir sempurna, wajahnya yang tampan, tubuhnya yang indah dan otaknya yang jenius. Semuanya sangat lengkap, bahkan Kyuhyun adalah pewaris tunggal Cho group, perusahaan terkenal milik ayahnya. Pasti akan sangat menyenangkan jika bisa hidup bersama pria seperti Kyuhyun.

            Tiba-tiba Minrae teringat bagaimana hari-harinya bersama Kyuhyun. Kyuhyun selalu disampingnya, menuruti semua keinginan aneh yang diinginkan gadis itu. Seketika dia rindu sosok Kyuhyun yang hangat baginya. Seminggu ini Kyuhyun berubah dan Minrae tidak menyukai hal itu.

            Mereka sudah sampai disebuah halte bus. Minrae menengok ke kanan dan ke kiri mengamati tempat itu. Sepi, hanya ada mereka berdua disana. Minrae melirik jam ditangannya, masih pukul 07.00 KST itu artinya bus akan datang 5 menit lagi.

            Kyuhyun menatap lurus jalanan kota Seoul. Matanya tidak pernah sekali pun ingin menatap gadis di sampingnya. Sesaat kemudian Minrae kembali mengetuk-ngetuk ujung kakinya dia juga memainkan sepatunya membuat suara berisik yang dapat di dengar oleh orang di sekitarnya.

            Kyuhyun akhirnya menoleh ke arah Minrae. Minrae yang tadi sempat menunduk mengangkat kepalanya dan menatap Kyuhyun. Mata mereka akhirnya bertemu.

            “Wae?” Tanya Minrae pada Kyuhyun.

            Kyuhyun tidak menjawab dan kembali menatap lurus ke arah jalanan kota seoul. Mereka kembali terdiam pada pikiran masing-masing.

            Ceeekkkiiitttttt

            Bus yang sejak tadi mereka tunggu sudah berhenti dihadapan. Kyuhyun mulai melangkahkan kakinya memasuki pintu bus yang sudah terbuka lebar sejak tadi. Tapi tiba-tiba langkahnya terhenti. Seseorang menarik tubuh Kyuhyun kuat, mengisyaratkan untuk tetap tinggal.

            Kyuhyun membalikan tubuhnya. Minrae sedang menarik tubuh Kyuhyun dengan tangan kanannya. Sedetik kemudian Kyuhyun ingin melepas tangan Minrae dari tubuhnya.

            Glep

            Tiba-tiba Minrae memeluk Kyuhyun dari belakang. Kyuhyun sontak terkejut dengan apa yang dilakukan gadis itu padanya. Seketika pintu bus yang tadinya terbuka tiba-tiba menutup dengan sendirinya. Bus itu terus menjauhi mereka.

            “Kumohon jangan menjauhiku seperti ini.” Ucap Minrae.

            Kyuhyun hanya terdiam merasakan getaran tubuhnya yang semakin memanas. Detak jantungnya terus berpacu cepat. Minrae masih terus memeluk tubuh Kyuhyun. Mereka hanya terdiam dalam keadaan seperti itu.

            “Lepaskan aku, kita sudah ketinggalan bus.” Pinta Kyuhyun.

            “Andwae.”

            “Apa sekarang kau berencana mengajakku bolos sekolah lagi?”

            “Kyuhyun.”

            “Aku punya alasan mengapa menjauhimu, Minrae.” Kali ini Kyuhyun bersiap melepas pelukan Minrae darinya.

            Minrae pun terpaksa melepaskan pelukannya dari Kyuhyun. Kyuhyun membalikkan tubuhnya menatap kedua mata Minrae. Sesaat kemudian dia mencengkram kedua lengan Minrae. Membuat Minrae meringis kesakitan.

            “Aku tidak bisa memberitahumu apa alasanku. Jadi kumohon biarkan seperti ini.”

            “Tapi aku tidak bisa, Kyu. Kau membuatku semakin tersiksa.”

            Kyuhyun melepas cengkramannya. Jadi selama ini, Minrae merasa tersiksa dijauhi Kyuhyun. Kyuhyun ingin pergi dari hadapan Minrae. Dia tidak bisa harus melanjutkan keadaan ini sekarang. Hingga akhirnya Kyuhyun memutuskan untuk pergi dari Minrae. Tapi lagi-lagi Minrae mencegahnya. Minrae tidak ingin Kyuhyun pergi darinya lagi.

            “Kim Minrae.” Panggil Kyuhyun saat minrae mencegahnya untuk kedua kalinya.

            “Kumohon.”

            “Aku tidak bisa. Maafkan aku.”

            Kyuhyun meninggalkan Minrae yang masih terdiam di tempatnya. Air mata Minrae seketika jatuh membasahi wajahnya. Dia tidak tahu mengapa Kyuhyun terus menjauhinya. Kyuhyun sekarang benar-benar meninggalkannya. Bahkan saat dia menangis Kyuhyun tidak lagi berada di sampingnya. Dia sudah pergi meninggalkan gadis yang sudah hidup lama dengannya.

            Minrae merasakan ribuan jarum menusuk hatinya. Sakit hingga membuat dadanya merasakan sesak yang luar biasa. Dia butuh sandaran sekarang tetapi tempatnya bersandar sudah pergi meninggalkannya, tanpa sebuah alasan apapun untuknya.

            Beberapa saat kemudian, seorang pria berdiri di dekatnya. Minrae menyadari ada orang lain yang ada didekatnya. Minrae hanya terdiam sambil terus berusaha keras menahan rasa sakit didalam dadanya.

            “Kim Minrae.” Panggil orang itu.

            Minrae mencari siapa pemilik suara itu. Donghae, dia sudah berdiri di samping Minrae memandangi gadis itu terus meneteskan air matanya. Donghae menatap pilu ke arah Minrae. Tangannya meraih wajah cantik gadis itu. Donghae berusaha menghapus air mata dari wajah Minrae. Perlahan-lahan jemarinya mengusap cairan asin dari kedua mata gadis itu. Dia hanya berharap air mata Minrae segera berhenti. Tetapi sayangnya air mata itu terus saja mengalir diwajahnya.

            “Kenapa rasanya sakit sekali?” Ucap Minrae membuat Donghae semakin menatap pilu gadis itu.

            “Kau harus bertahan mestipun itu sangat menyakitkan.”

            Donghae memeluk tubuh Minrae.  Mengelus pelan punggung Minrae. Air mata Minrae yang terus mengalir akhirnya terhenti ketika merasakan kehangatan tubuh Donghae.

            “Gomawo.”
6 bulan kemudian

            Seorang gadis tengah tertidur pulas dengan beberapa tumpukan buku di dekatnya. Terik matahari terus saja menyengat tubuh gadis itu. Tapi dia tidak bergerak sama sekali. Gadis itu terlalu larut ke dalam alam mimpinya.

            Dari kejauhan seorang pria memandang wajah gadis itu. Dia tersenyum memandangi wajah tidur gadis itu. Dia pun melangkah mendekati tubuh gadis itu.

            “Minrae.” Panggil pria itu.

            Minrae masih tertidur, kehadiran Donghae tidak membuatnya terbangun dari tidurnya. Donghae hanya bisa menunggu gadis itu terbangun dengan sendirinya.

            Donghae meletakkan tangannya di atas kepala Minrae. Dia mengelus pelan puncak kepala Minrae. Kemudian tangannya turun menelusuri wajah cantik gadis itu. Hingga terhenti pada bibir merah gadis itu. Dia mengusap bibir Minrae dengan ujung ibu jarinya. Seketika ada sesuatu yang mendorongnya untuk mencium gadis itu.

            Donghae menarik tangannya kemudian mendekatkan tubuhnya pada gadis itu. Tetapi sedetik kemudian Minrae membuka kedua matanya. Dia melihat wajah Donghae yang mendekat padanya. Dengan cepat Donghae menarik tubuhnya.

            “Donghae.”

            “Kau sudah bangun?”

            Mendengar ucapan Donghae, Minrae langsung terlonjak kaget. Dia langsung bangkit dari tempatnya dan merapikan tubuhnya yang berantakan. “Astaga, ini jam berapa?” Tanya Minrae.

            “Jam 11.00”

            “Mwo?” Minrae langsung berlari meninggalkan Donghae yang kebingungan dengan tingkah aneh Minrae.

            “Kenapa? Kau mau kemana?” Teriak Donghae melihat gadis itu terus berlari tanpa mempedulikan Donghae. Donghae hanya terdiam melihat kepergian gadis itu.

            “Dadaku terasa begitu menyakitkan. Rasanya seperti ribuan jarum menyerbu dadaku. Perlahan aku berjalan melupakan rasa sakit ini. Tapi sesaat kemudian aku melihatmu, senyummu begitu manis. Seketika rasa sakit didadaku menghilang dan sebuah kehangatan menyerbu tubuhku. Aku tidak tahu mengapa aku mulai merasakan perasaan ini. Tapi yang ku tahu aku sangat mencintaimu. Sangat mencintaimu hingga aku tidak sanggup untuk memandang yang lain selain dirimu.”

            Lagi-lagi ada pengirim aneh yang mengirim sebuah puisi ke siarannya. Minrae tidak habis pikir ada kiriman tanpa alamat yang jelas. Untuk siapa dan dari siapa. Minrae hanya bisa terdiam dan membacakan isi surat itu.

            “Tadi merupakan kiriman terakhir dari pendengar. Baiklah pendengar tiba saatnya kita harus mengakhiri siaran siang ini. Minrae mohon diri dari hadapan pendengar. Jangan lupa untuk terus stay tune di SHS Fm. Selamat siang dan sampai jumpa.”
Yeah this is love woo
Come on girl
Su baek gaeui daneo su cheon gaeui moseup
Bomyeon tto gateun deureodo gateun
Cham mohohan gibun eoryeopgodo swiun
Sumanheun sarang geu ttokgateun sarang
Banjjagineun mulbanguldeul jeoksil deut nal seuchyeoga
Modu goman goman biseutan seuchim deul ppun
Cheoeumen jom bangsimhaetgo eoneusae saenggakhaji
Imi eokkae wireul jeoksineun bitbangulcheoreom
This is love this is love yeorin baramdo
Gil gae pieonan susuhan kkotto
This is love this is love aju jageun ge
Sarangieotdaneun geol alge hae jun neo
L.O.V.E
Jinan bomnalbuteo sseoon neowa naui cheot beonjjae iyagi
Maeiri lovely day eoneusae urin jinsim eorin
Geoul gateun sai nega joheun iyu?
Geulsse malhajamyeon urideurui sarangeun
Andanteboda manhi ppareun haengbok?
Naege sowoni innayo? Rago mureumyeon
Ojik neorago yeongwonhi haebaragicheoreom meomundago
Iri jom deo gakkai wa ane da deureogage
Nega heunhan yaegil deutdaga nogeulkka bwa
Sarangiran nemo ane jeogeoya hal jeongdapdeureul
Geujeo meon goseseo chajatdeon naege neon
This is love this is love yeorin baramdo
Gil gae pieonan susuhan kkotto
This is love this is love aju jageun ge
Sarangieotdaneun geol alge hae jun neo
This is love this is love malgeun haneuldo
Supyeongseon jeo neomeo saneun taeyangdo
This is love this is love sesang modeun ge
Sarangieotdaneun geol gareuchyeo jun neo
Myeot chomyeon ichyeojyeo gal
Gandanhan saramdeul sok
Dareun neoreul ara
Jeo byeoldeulcheoreom love, love
Geudaeroin love, love
Neowa na, na
Dan duriseo
Hold ya. Just wanna hold ya
Jom deo gakkai just wanna hold ya
This is love this is love yeorin baramdo
Gil gae pieonan susuhan kkotto
This is love this is love aju jageun ge
Sarangieotdaneun geol alge hae jun neo
This is love this is love malgeun haneuldo
Supyeongseon jeo neomeo saneun taeyangdo
This is love this is love sesang modeun ge
Sarangieotdaneun geol gareuchyeo jun neo


            Minrae melepas sebuah handset dari kepalanya. Lagu This is Love dari super junior masih mengalun di telinganya. Dia mengikuti setiap lirik dari lagu itu, dia tersenyum ketika mengingat kiriman itu. Dia tidak tahu ada seorang siswa yang hobby mengirim puisi cinta di acaranya. Terkadang Minrae merasa itu untuknya. Tapi sayangnya pengirim itu tidak pernah menunjukkan kepada siapa puisi itu dikirim.

Dia berjalan keluar ruang siaran sekolahnya. Dia tersenyum pada seorang gadis yang sedang merapikan tumpukan kertas di hadapannya.

“Young-ah.” Panggil Minrae pada gadis itu.

“Oh, Minrae. Wae?”

“Aku hanya ingin tahu sesuatu.” Ucap Minrae kemudian berjalan mendekati hayoung yang sedang merapikan kertas-kertas itu. “Apa menurutmu aku punya seorang fans?”

Hayoung tertawa mendengar pernyataan Minrae. Minrae yang melihat tawa Hayoung seketika mendecak kesal dan kemudian bergegas pergi. “Kenapa pergi? Aku punya sesuatu untukmu.” Teriak Hayoung membuat Minrae kembali ke tempat Hayoung.

Minrae menerima sebuah amplop berwarna merah muda dari Hayoung. Apa sekarang dia benar-benar punya seorang fans? Dia hanya tersenyum kemudian membuka amplop itu.

“Yak, kau mau bercanda denganku? Ini hanya amplop kosong.” Kesal Minrae pada Hayoung. Bagaimana bisa dia memberi amplop kosong padanya.

“Mwo?” Hayoung menarik amplop itu dari tangan Minrae. Dia kebingungan ketika tidak menemukan apa-apa dalam amplop itu. “Tapi jelas-jelas ini untukmu.” Ucap Hayoung menunjuk pada tulisan nama Minrae di amplop itu.

“Apalagi sekarang?”

“Entahlah.” Jawab Hayoung kemudian menaruh tumpukan kertas itu pada sebuah rak. Minrae menghampiri Hayoung lagi.

“Apa kau tahu siapa pengirim puisi aneh itu?” Bisik Minrae.

“Maksudmu puisi yang kau bacakan tadi?”

“Hooh.”

“Aku tidak tahu. Kau kan tahu aku tidak memantau mereka.”

“Oh.” Ucap Minrae kemudian merapikan rambutnya.

“Apa sekarang kau ingin mencarinya?” Tebak Hayoung.

“Aniyo, aku hanya bertanya. Lagian belum tentu itu untukku.”

Minrae kemudian berjalan pergi dari hadapan Hayoung. Hayoung hanya bisa tertawa melihat kepergiaan Minrae. Minrae semakin kesal karena Hayoung terus saja menggodanya.

“Siapa juga yang mau mencari orang itu. Belum tentu juga itu untukku.” Kesal Minrae meneruskan langkahnya menjauhi ruang siaran.

            Minrae berjalan menyusuri koridor sekolahnya. Ketika hendak menaiki tangga langkah kakinya terhenti. Kyuhyun sedang berjalan bersama seorang gadis menuju ke arahnya. Gadis itu bahkan melingkarkan tangannya di pundak Kyuhyun.

            “Oppa, apa kau akan mengajakku kencan hari ini?” Tanya gadis itu semakin mempererat tubuhnya pada Kyuhyun.

            Kyuhyun melihat Minrae sekilas kemudian melepas tangan gadis itu dari tubuhnya. Gadis itu sempat protes tetapi Kyuhyun dengan senyumnya mengelus pelan rambut gadis itu.

            “Hari ini kita tidak bisa pergi, yoobi-ah.”

            “Wae?”

            “Kepalaku sedikit pusing.” Ucap Kyuhyun memegang pelipis kepalanya.

            Yoobi terlihat khawatir mendengar ucapan Kyuhyun. Dia melirik Kyuhyun dan ingin memegang kepala Kyuhyun yang kesakitan. Tapi ditepis oleh tangan Kyuhyun. Hingga Yoobi sedikit menjauhi tubuh Kyuhyun.

            "Aku baik-baik saja." Ucap Kyuhyun menatap Minrae yang tidak jauh dari dirinya. Mata mereka akhirnya bertemu. Tapi dengan cepat Minrae langsung memalingkan wajahnya. Dia tidak ingin melihat Kyuhyun.

            Kyuhyun dan Yoobi melewati Minrae kemudian berjalan menjauhi Minrae. Sesaat kemudian Minrae memegang dadanya, dia merasakan sakit yang luar biasa. 'Kenapa rasanya sakit sekali?' Ucapnya dalam hati.

            “Kim Minrae.”

            Minrae mencari seseorang yang memanggilnya. Donghae tengah berlari menghampiri Minrae. Minrae tersenyum dan berusaha melupakan rasa sakit di dalam dadanya. Donghae membalas senyuman Minrae.

            “Ada apa?” Tanya Minrae.

            “Kau tidak lupa hari ini kan?”

            “Sepertinya aku lupa.” Canda Minrae membuat Donghae berdecak kesal. “Aku bercanda.”

            Raut kesal dari wajah Donghae perlahan hilang ketika mendengar Minrae sedang menggodanya. Dia pun kembali tersenyum kemudian mengelus pelan puncak rambut Minrae.

            “Aku akan kembali ke kelas.” Pamit Donghae.

            “Tunggu.” Donghae pun berhenti mendengar Minrae mencegahnya. Minrae melepas gelang yang ada di tangannya. Kemudian menarik tangan Donghae memasang gelang itu pada tangan kiri Donghae. “Itu gelang pemberian ibuku.”

            “Apa sekarang kau ingin memberikan benda berharga ini untukku?”

            “Oo, jaga benda itu baik-baik untukku. Ibuku adalah orang yang paling berarti dalam hidupku.”

            Minrae kemudian menggenggam tangan Donghae. Dia juga mengelus gelang yang ada di tangan Donghae. Merapikan letak gelang itu setelah itu tersenyum lagi pada Donghae.

            “Kau harus menang.” Ujar Minrae.
...

            Pertandingan basket masih berlanjut. Donghae masih terus mendribble bolanya menuju ring yang letaknya masih jauh. Skor sementara 50-51, tim Donghae masih ketinggalan satu point dari lawan. Tapi Donghae tidak akan menyerah begitu saja. Dia terus melewati orang-orang yang menghalangi jalannya. Waktu tinggal 30 detik. Dia harus bisa memasukkan bola itu.

            Setelah hampir mendekati ring itu Donghae melempar bola itu sekuat tenaganya. Dia berharap bola itu akan masuk. Dalam hitungan detik saja jika dia gagal itu artinya dia kalah. Bola itu melambung menuju ring itu dan hasilnya.

            Jleeb

            Bola itu masuk sempurna dan suara peliut terdengar menandakan berakhirnya pertandingan itu. Donghae tersenyum puas karena akhirnya dia bisa menang. Dia pun berlari penuh kemenangan ke arah bangku penonton. Siswa-siswa disana sudah bersiap menyambut kemenangan Donghae dan timnya.

Siswa-siswa mulai berhamburan menghampiri para pemain. Mereka saling memeluk, memberi ucapan selamat pada kerja keras para pemain. Donghae meletakkan sebuah handuk di lehernya kemudian tersenyum bersama kerumunan orang itu.

            Minrae memasuki kerumunan orang itu. Donghae melihat itu, Minrae yang sedang berusaha keras menerobos kerumana itu. Donghae tak henti-hentinya memandangi Minrae yang berusaha untuk mendekatinya. Donghae akhirnya ikut menembus kerumunan itu. Dia ingin menyelamatkan tubuh Minrae yang hampir terjatuh ketika memasuki kerumunan itu.

            "Donghae sunbae, chukkae." Ucap seorang gadis pada Donghae.

            "Sunbae kau keren." Sekarang gadis lain mengacungkan jempol untuk Donghae.

            "Donghae kau benar-benar keren hari ini."

            "Sunbae, kau pasti kelelahan hari ini. Ini minum untukmu."

            "Chukkae Donghae."

            Puluhan ucapan mendarat di telinga Donghae. Tetapi dia tidak mendengar sama sekali. Matanya masih tertuju pada Minrae.

            Bruuuk

Seorang gadis tidak sengaja menabrak tubuh Donghae.“Mianhae, sunbae.” Ucap gadis itu yang sudah terjatuh karena menabrak tubuh Donghae.

            Donghae tersenyum pada gadis. “Gwenchana?” Tanya Donghae kemudian mengulurkan tangannya pada gadis itu.

            Gadis itu tersipu malu ketika tangannya ditarik oleh Donghae. Setelah selesai membantu gadis itu, Donghae kembali mencari Minrae. Tapi Minrae sudah tidak ada di sana.

            Minrae terjatuh di antara kerumunan itu. Dia ingin bangkit tetapi rasanya sesak. Tubuhnya terus merasakan kesakitan karena injakan kaki orang-orang disekitarnya. Dia berusaha bangkit tapi lagi-lagi dia terganggu oleh kerumunan itu. Dia pasrah sekarang, dia hanya bisa bertahan merasakan tubuhnya diinjak-injak.

            Beberapa saat kemudian sebuah tangan menarik tubuhnya. Seorang pria terus membawa gadis itu menjauh dari kerumunan itu. Mereka terus berjalan menuju sebuah taman di sekolah itu. Setelah cukup sepi pria itu melepas cengkraman tangannya dari Minrae. Pria itu kemudian bergegas meninggalkan Minrae.

            "Gomawo." Ucap Minrae membuat langkah kaki pria itu terhenti.

            Kemudian Minrae menggenggam baju belakang pria itu. Dia berusaha mengisyaratkan agar pria itu tidak berhenti. "Bisakah kau berhenti menjauhiku. Aku semakin menderita kau melakukan hal itu padaku."

            "Kyuhyun." Panggil Minrae lirih semakin menandakan dia tidak ingin Kyuhyun pergi lagi darinya.

            Kyuhyun membalikan tubuhnya. Air mata sudah mengenang di mata Minrae. Kyuhyun melihat Minrae menangis. Di dalam lubuk hatinya yang paling dalam, Kyuhyun membenci hal itu.

            "Minrae." Panggil kyuhyun pelan kemudian menatap lekat kedua mata Minrae.

            "Rasanya sangat menyakitkan jika kau terus menjauh dariku. Aku tidak ingin terus merasakan rasa sakit ini."

            Kyuhyun terdiam sesaat. Dia tidak tahu bahwa Minrae menderita karenanya. Sesaat kemudian muncul rasa bersalah dalam diri Kyuhyun. Kyuhyun menatap pilu ke arah gadis yang masih menangis di hadapannya.

Dia meletakkan kedua ibu jarinya menghapus air mata yang membasahi wajah Minrae. Entah mengapa tubuhnya kembali bergetar saat dia menyentuh wajah Minrae.

            Setelah air mata itu hilang Kyuhyun melepas tangannya dari wajah Minrae. Seketika Minrae mencegahnya, dia tidak ingin tangan Kyuhyun pergi darinya. Kyuhyun tetap berusaha untuk melepas tangannya dari wajah Minrae. Setelah berhasil melepas tangannya dari wajah Minrae. Sebuah pelukan mendarat ke tubuh Minrae. Kyuhyun memeluk erat tubuh Minrae. Minrae hanya bisa terdiam merasakan pelukan hangat dari Kyuhyun. Tangannya meraih baju belakang Kyuhyun dan menggenggam erat baju itu.

            "Maafkan aku." Ucap Kyuhyun kemudian melepaskan pelukannya dari Minrae.

            Chu~

            Sebuah ciuman hangat mendarat dibibir Minrae. Minrae yang melihat hal itu hanya terdiam kemudian memejamkan kedua matanya merasakan kehangatan dari bibir Kyuhyun. Mereka masih berciuman, Kyuhyun mulai melumat pelan bibir Minrae. Membuat Minrae mendesah pelan.

            Tes tes

            Minrae merasakan sesuatu membasahi pipinya. Dia ingin membuka matanya melihat apa yang terjadi di depannya. Tetapi dengan cepat Kyuhyun meletakkan tangannya di depan kedua mata Minrae. Minrae hanya bisa melihat telapak tangan Kyuhyun menutupi penglihatannya.

            Hingga ciuman itu berakhir Kyuhyun masih menutup mata Minrae dengan tangannya. “Kyuhyun.” Panggil Minrae, dia ingin sekali melihat wajah Kyuhyun.

            “Jangan melihatku sekarang.” Pinta Kyuhyun masih menutup mata Minrae dengan telapak tangannya.

            Minrae hanya bisa menuruti apa yang dikatakan Kyuhyun. Dia tahu bahwa laki-laki itu sedang menangis dihadapannya. Minrae kembali menarik Kyuhyun mendekati tubuhnya. Ciuman itu kembali terjadi di antara mereka

            'Aku sangat mencintaimu, Kim Minrae.' Ucap Kyuhyun dalam hati.

 -TBC-

0 komentar:



Posting Komentar