Can I Touch Your Memories? Chapter 3




- genre : romance, sad
- length : series

- rated : PG-15

- main cast : Cho Kyuhyun, Kim Minrae, Lee Donghae
- author : nami
- twitter : @dap_yui
- IG : puspitadiah17

 
Maaf kalau ffnya kurang memuaskan. Maklum amatiran :v
Karya asli author NO COPAS
Ditunggu RCL dari reader J

Sedikit cuplikan part sebelumnya
            Minrae merasakan sesuatu membasahi pipinya. Dia ingin membuka matanya melihat apa yang terjadi di depannya. Tetapi dengan cepat Kyuhyun meletakkan tangannya di depan kedua mata Minrae. Minrae hanya bisa melihat telapak tangan Kyuhyun menutupi penglihatannya.

            Hingga ciuman itu berakhir Kyuhyun masih menutup mata Minrae dengan tangannya. “Kyuhyun.” Panggil Minrae, dia ingin sekali melihat wajah Kyuhyun.

            “Jangan melihatku sekarang.” Pinta Kyuhyun masih menutup mata Minrae dengan telapak tangannya.

            Minrae hanya bisa menuruti apa yang dikatakan Kyuhyun. Dia tahu bahwa laki-laki itu sedang menangis dihadapannya. Minrae kembali menarik Kyuhyun mendekati tubuhnya. Ciuman itu kembali terjadi di antara mereka

            'Aku sangat mencintaimu, Kim Minrae.' Ucap Kyuhyun dalam hati.

-Happy Reading-

Ciuman itu masih membekas di ingatan Minrae. Dia masih mengingat dengan jelas bibirnya menyentuh bibir Kyuhyun. Perlahan Minrae menepuk-nepuk kedua pipinya. Rona wajahnya sudah memerah sekarang. Dia masih terus membayangkan kejadian beberapa waktu yang lalu. Dia tidak tahu bahwa berciuman dengan Kyuhyun membuatnya seperti ini.

"Aniyo, apa yang terjadi padaku?" Lagi-lagi gadis itu menepuk pipinya.

"Tapi…”

Minrae mengacak-acak rambutnya kuat, dia benar-benar sudah frustasi sekarang. Bayangan itu kembali, bayangan saat dimana Minrae merasakan ciuman lembut dari Kyuhyun. Dia kembali memegang pelan pipinya. Dia tidak tahu perasaan apa yang sedang dia rasakan sekarang pada Kyuhyun.

Minrae melepas tangannya dari pipinya yang masih memerah. Dia terus memandangi jemari tangannya yang baru saja lepas dari pipinya. Tangannya sudah basah karena terkena keringat yang membasahi pipinya. Minrae menatap pilu hal itu.

Dia masih mengingat jelas pria itu menangis di sela-sela ciuman mereka. Mesti saat itu Kyuhyun terus menutup kedua matanya tetapi dia dapat merasakan bagaimana perasaan pria itu.

Dia tidak tahu mengapa Kyuhyun begitu sedih saat itu. Ada sedikit penyesalan dalam diri Minrae. Tetapi dia sendiri tidak tahu apa yang akan dia lakukan selanjutnya.

Minrae memeluk erat sebuah bantal berbentuk hati. Kemudian perlahan membenamkan raut wajahnya pada benda itu. Sekarang yang dia pikirkan adalah Kyuhyun. Entah mengapa dia menjadi semakin terluka saat mengingat kejadian itu.

Kreeekk.

Pintu kamarnya perlahan terbuka. Dari balik pintu itu sudah berdiri seorang pria paruh baya dengan kemejanya yang masih melekat di tubuhnya. Minrae tahu bahwa pria itu baru saja pulang dan langsung menuju kamarnya.

 Pria itu membuka sedikit pintu kamar Minrae. Awalnya dia hanya ingin mengecek apakah Minrae sudah tidur atau belum. Tetapi saat mendapati Minrae masih terjaga, pria itu berjalan pelan ke arah Minrae.

"Kau belum tidur?" Tanya Tuan Kim.

"Aku belum ngantuk, appa." Jawab Minrae tersenyum pada ayahnya.

Tuan kim tersenyum, dia berjalan mendekati tubuh Minrae. Matanya memandangi kedua mata Minrae, dia tahu bahwa anaknya sedang memikirkan sesuatu. Tetapi tuan kim hanya bisa tersenyum tanpa berniat menanyakan apa yang sedang terjadi pada anaknya.

"Ini sudah malam, tidurlah." Ucap tuan kim seraya mendaratkan tubuhnya di tepian ranjang kamar itu. Tuan kim mengelus rambut panjang milik Minrae. Minrae tersenyum kemudian menarik selimutnya. Setelah itu tuan kim ingin bergegas pergi tapi Minrae mencegahnya.

"Appa." Panggil Minrae lirih membuat ayahnya menatap kedua mata Minrae.

“Ada apa?”

“Bolehkah aku bertanya sesuatu?”

Tuan kim hanya tersenyum mengisyaratkan bahwa dia mau menjawab pertanyaan anaknya. Minrae memposisikan tubuhnya duduk di ranjangnya dengan sebuah bantal menjadi sandaran untuk tubuhnya.

“Apa?”

"Bagaimana perasaan appa saat pertama kali bertemu eomma?" Tanya Minrae ragu.

Mendengar hal itu tuan kim hanya tersenyum miris. Sudah lama mereka melupakan wanita itu dan sekarang tiba-tiba Minrae mengingatkan ayahnya pada wanita yang pernah menyakiti mereka berdua.

Tuan kim menggenggam tangan Minrae. Senyumnya masih belum memudar mesti Minrae sudah berhasil mengorek kisah lama yang ingin ayahnya hapus dari hidupnya.

"Dia wanita yang sangat cantik, Appa sudah menyukainya saat pertama kali kita bertemu.” Ucap tuan kim berusaha menutupi kesedihannya.

"Saat itu, appa tidak sengaja bertemu dengannya di sebuah halte bus. Kami sama-sama sedang menunggu bus. Wajah ibumu sangatlah cantik hingga membuat appa ingin terus memandangnya.”

“Hingga bus itu tiba. Dan kau tahu kami berdua ternyata menaiki bus yang sama.” Tuan kim tersenyum mengingat betapa beruntungnya dia bisa menatap wanita itu lebih lama.

Tiba-tiba raut wajah tuan kim seketika berubah menjadi serius hingga membuat Minrae menatapnya penuh arti."Sampai akhirnya bus yang appa tumpangi menabrak sebuah pembatas jalan.”

“Semua orang mulai merasa panik. Hidup mereka sedang di pertaruhkan saat itu. Dalam kepanikan itu semua orang berusaha keluar dari bus itu. Tetapi… tidak dengan ibumu. Dia hanya terdiam di tempatnya. Appa melihatnya, dan entah mengapa appa tidak bisa meninggalkan wanita itu sendirian. Hingga akhirnya appa berusaha membawanya pergi.”

 “Semenjak kejadian itu kami sering bertemu. Hingga appa merasa nyaman didekatnya. Rasanya kami ingin tetap bersama dan tidak ingin terpisahkan satu sama lain. Appa tidak sanggup berpisah dengannya. Bahkan rasanya sangat menyakitkan jika jauh darinya” Tuan kim memandang lekat kedua mata Minrae. Sekarang Minrae sadar bahwa ayahnya sangat mencintai ibunya.

“Bahkan sampai sekarang cinta ini masih ada untuknya.” Lanjutnya membuat Minrae semakin menggegam erat tangan ayahnya.

 “Appa.” Panggil Minrae lirih.

“Bahkan jika harus memilih, saat itu appa akan memilih bertahan disampingnya.” Ucap tuan kim dengan raut wajah kecewa terpancar di rona wajahnya. Minrae hanya bisa menatap pilu ketika mendengar cerita ayahnya.  “Tapi appa sadar bahwa semuanya sudah terlambat.”

Minrae memegang pipi ayahnya. Dia tahu sekarang bahwa bukan hanya dia yang menderita ketika berpisah dengan ibunya. Tetapi ayahnya lebih menderita daripada dirinya. Minrae merasakan kesedihan dalam dirinya, dia tidak bermaksud membuka luka pada ayahnya. Dia menyesal, tidak seharusnya dia bertanya hal itu pada ayahnya.

Tuan kim sadar Minrae menyesali pertanyaannya. Tetapi baginya semua sudah berlalu, mestipun dia mencintai wanita itu dia yakin pada akhirnya wanita itu akan pergi dari hidupnya.

Tuan kim melempar senyum pada Minrae. Sesaat kemudian dia mengusap pelan kening Minrae, hingga sebuah kecupan singkat mendarat di kening Minrae. Sebuah senyum kembali terukir dibibir tuan kim. “Sekarang tidurlah.” Pinta tuan kim dibalas anggukan pelan dari Minrae.

            Tuan kim bergegas meninggalkan Minrae yang sudah memejamkan kedua matanya. Setelah kepergian ayahnya Minrae kembali membuka matanya. Sekarang dia tahu siapa orang yang dia cintai.

            “Kurasa, aku mencintaimu.” Ucapnya tersenyum.

            Minrae berjalan menyusuri koridor sekolahnya. Entah mengapa hari ini tampak sangat membosankan dan melelahkan untuknya. Semuanya membuatnya lelah hari ini. Dia ingin mengistirahatkan tubuh dan pikirannya.

            Tubuhnya terus melangkah hingga dia mencapai sebuah pintu. Pintu itu menghubungkannya menuju atap sekolah. Pelan-pelan Minrae membuka pintu itu dan mendapati Kyuhyun tengah berbaring tidak jauh dari tempatnya berdiri.

            Minrae melihatnya, Kyuhyun dengan wajahnya yang damai memandang langit siang ini. Terik matahari tidak menganggunya untuk berhenti melihat ke langit. Dia masih terus memandangi langit tanpa dia sadari ada seorang gadis yang berada di dekatnya.

            Kini Minrae mulai ragu untuk melanjutkan langkahnya. Dia tidak tahu haruskah dia meneruskan langkah kakinya. Tapi jika dia memilih itu, itu berarti dia harus berhadapan dengan Kyuhyun. Minrae belum siap untuk bertemu Kyuhyun sekarang. Jantungnya sulit untuk di ajak kompromi agar berdetak sewajarnya.

            Minrae memilih pergi, dia tidak bisa jika harus bertemu Kyuhyun sekarang. Tetapi niatnya pergi sudah sirna saat menemukan mata Kyuhyun melirik ke arahnya. Minrae harus pergi sekarang sebelum semuanya terlambat.

            Minrae bergegas pergi tetapi langkah kaki Kyuhyun lebih cepat dari langkah kakinya. Sesaat kemudian Kyuhyun menutup pintu itu dengan sekali hentakan membuat gadis itu tidak bisa lepas dari dirinya.

            “Aku harus kembali ke kelas.” Ucap Minrae dengan nada canggung terdengar darinya.

            “Kita harus bicara sekarang.”

            Kyuhyun semakin menghimpit tubuh gadis itu hingga menabrak pintu dibelakangnya. Minrae hanya bisa pasrah melihat tubuhnya semakin mendekati tubuh Kyuhyun.

            “Aku tidak mau mendengarmu lagi.” Ucap Minrae meletakan kedua tangannya menutup kedua telinganya.

            “Minrae dengarkan aku.” Pinta Kyuhyun lembut tetapi Minrae terus menutup telinganya.

            “Kumohon, dengarkan aku.” Pinta Kyuhyun sekali lagi kemudian melepas tangan Minrae yang menutupi pendengarannya. Minrae terdiam ketika tangan Kyuhyun meraih tangannya. Sesaat kemudian tangan mereka saling menyentuh.

            “Bagaimana jika aku mencintaimu?” Tanya Minrae tiba-tiba membuat Kyuhyun melepaskan tangannya dari Minrae. Dia terkejut dengan pertanyaan Minrae saat itu.

            “Apa kau juga akan mencintaiku?” Tanya Minrae sekali lagi.

            Kyuhyun masih terdiam, dia tidak percaya dengan apa yang diucapkan Minrae barusan.

            “Jawab aku, Kyu.” Pinta Minrae membuat Kyuhyun menatapnya semakin dalam.

            “Jika itu terjadi maka aku akan pergi dari hidupmu.” Ucap Kyuhyun.

            Minrae menatap Kyuhyun penuh kepiluan. Dia tidak tahu bahwa Kyuhyun benar-benar berusaha keras untuk pergi dari hidupnya. Sesaat kemudian dadanya sesak menyadari bahwa Kyuhyun tidak benar-benar ingin bersamanya.

            “Ku mohon jangan memintaku tetap disisimu lagi. Karena aku tidak bisa.” Lanjut Kyuhyun membuat sesak di dada Minrae semakin bertambah. Minrae hanya bisa menahan rasa sakit itu.

“Maafkan aku Minrae. Semuanya sudah berakhir.” Ucap Kyuhyun lagi.

‘Dan jangan pernah membalas cintaku.’ Ucap Kyuhyun dalam hati.

            Kyuhyun menatap Minrae yang masih terdiam di tempatnya. Kyuhyun hanya bisa menahan semua ini. Hingga akhirnya Kyuhyun melewati tubuh Minrae, dia ingin pergi dari Minrae sekarang.

            Minrae melihat tubuh Kyuhyun menjauhinya. Dia tidak bisa mencegah kepergian pria itu. Sesaat kemudian air matanya mengalir membasahi kedua pipinya. Minrae memegang dadanya yang masih sesak. Dia tahu bahwa semuanya tidak ada gunanya. Kyuhyun benar-benar ingin mengakhiri semuanya. Bahkan ciuman itu tidak pernah berarti baginya.

            Kyuhyun menuruni tangga dengan langkah gontai. Dalam lubuk hatinya yang paling dalam dia tidak ingin berpisah dengan Minrae. Tapi dia tidak bisa berada di dekat gadis itu. Dia tidak ingin membuat Minrae semakin terluka jika dia tetap bertahan disisinya.

Kyuhyun terus melangkahkan kakinya berusaha keras untuk menghilangkan rasa sakitnya sekarang. Dia tahu keputusan ini membuat dia dan Minrae menderita tapi hanya keputusan ini yang bisa dia ambil sekarang.

Tiba-tiba langkah kaki Kyuhyun terhenti, Donghae sudah berada di depannya menghadang langkah pria itu.

"Ada yang ingin ku bicarakan padamu." Ucap Donghae  dan hanya dibalas anggukan pelan dari Kyuhyun.

Donghae dan Kyuhyun sudah berada di sebuah gudang olahraga. Kyuhyun memandangi rak bola tak jauh darinya. Dia masih ingat apa yang dilakukan Donghae dan Minrae saat itu. Mesti hanya sekilas tapi Kyuhyun tahu bahwa Donghae juga mencintai Minrae.

"Apa yang ingin kau bicarakan padaku?" Tanya Kyuhyun membuat Donghae menatapnya tajam.

Bruuk

Donghae memukul tubuh Kyuhyun. Kyuhyun hanya bisa meringis kesakitan merasakan pukulan yang cukup keras dari Donghae.

"Sampai kapan kau akan terus menyakiti perasaan Minrae?" Ucap Donghae meraih kerah baju Kyuhyun. Dia tidak bisa menahan emosinya sekarang. Donghae tahu bahwa selama ini Minrae menderita karena Kyuhyun.

 “Apa kau mencintai Kim Minrae?” Tanya Kyuhyun membuat Donghae melepas cengkraman dari tubuh Kyuhyun.

            "Jika aku mencintainya, lalu kau sendiri?" Balas Donghae membuat Kyuhyun terdiam. Donghae tahu bahwa Kyuhyun sangat mencintai Minrae. Begitu juga yang dirasakan Donghae pada Minrae.

            Kyuhyun masih terdiam membuat Donghae semakin murka padanya. Hingga sebuah pukulan mendarat ke wajah Kyuhyun. Kyuhyun seketika terjatuh merasakan pukulan Donghae terus menghantam tubuhnya.

            Donghae tanpa henti terus memukul tubuh Kyuhyun yang sudah hampir memar seutuhnya. Kyuhyun hanya pasrah merasakan tubuhnya semakin kesakitan karena pukulan Donghae.

            “Jika kau mencintainya seharusnya kau menjaganya bukan menyakitinya.” Ucap Donghae masih memukuli Kyuhyun yang sejak tadi masih terdiam merasakan pukulan bertubi-tubi dari Donghae.

            Donghae kembali mencengkram kerah baju Kyuhyun. Dia masih ingin memukuli tubuh Kyuhyun tapi seketika tangannya terhenti melihat Kyuhyun meneteskan air matanya. Donghae melepaskan tubuh Kyuhyun dari cengkramannya.

            “Kyuhyun.”

"Aku sangat mencintainya, tapi aku tidak bisa hidup disisinya.” Kyuhyun semakin memperdalam tatapannya pada Donghae.

"Aku harus pergi ke Amerika. Dan saat aku kembali." Kyuhyun menghentikan ucapannya. Donghae memandangi wajah Kyuhyun penuh arti. Hingga akhirnya Kyuhyun mencengkram kuat bahu Donghae."Aku akan menikah dengan Han Yoobi."

 Donghae terdiam berusaha mencerna ucapan pria itu. Menikah? Apa Donghae tidak salah dengar. Tetapi dalam keadaan seperti ini Kyuhyun tidak mungkin membohongi pria itu. Donghae hanya bisa menatap pilu keadaan Kyuhyun.

            “Apa sekarang kau sedang bercanda denganku?” Bentak Donghae.

Kyuhyun mengelengkan kepalanya menandakan dia sedang tidak bercanda dengan Donghae. "Hanya itu satu-satunya cara untuk lindungi perusahaan ayahku dan juga...  Minrae." Ucap Kyuhyun berusaha menjelaskan pada Donghae.

"KYUHYUN." Teriak Donghae mendekati tubuh Kyuhyun. Dia kembali mengcengkram kerah baju Kyuhyun.

“Apa kau sudah gila?” Teriak Donghae semakin menunjukkan betapa dia sangat marah pada Kyuhyun.

"Maafkan aku. Aku yakin kau bisa membahagiakannya. Bahkan lebih baik daripada aku."

            Donghae semakin mempererat cengkraman tangannya pada Kyuhyun. Dia tidak berniat memukuli Kyuhyun lagi. Dia tahu tubuh Kyuhyun sudah hampir ambruk. Donghae hanya bisa menatapnya tajam menunjukkan betapa dia ingin memukul pria itu lagi.

            “Jika itu memang maumu, akan kulakukan dengan sangat baik. Ku harap kau tidak menyesalinya suatu saat nanti.” Ucap Donghae melepas cengkraman dari tubuh Kyuhyun.

            Donghae bergegas pergi meninggalkan Kyuhyun yang sudah tidak berdaya lagi. Kyuhyun hanya melihat kepergian Donghae tanpa berniat ingin bangkit dari tempatnya. Dia hanya bisa meringis kesakitan sekarang. Tubuh dan hatinya semua sangat menyakitkan baginya.

 Minrae memainkan pena di atas sebuah kertas putih. Dia tidak menulis apapun sama sekali. Minrae hanya melamun memikirkan banyak hal yang terjadi padanya akhir-akhir ini. Semua membuatnya membenci dirinya sendiri.

"Minrae." Panggil seseorang gadis yang sudah berdiri dihadapan Minrae tanpa dia sadari kapan gadis itu datang.

"Wae, young-ah?"

Hayoung mengambil sesuatu dari saku seragamnya. Sebuah amplop berwarna merah muda terlihat jelas ditangan Hayoung. Minrae hanya mengambil amplop itu dengan raut wajah malas. Hayoung hanya menatap bingung melihat keadaan Minrae yang semakin berantakan beberapa hari ini.

Minrae membuka amplop itu, dia mengambil sepucuk surat di dalam amplop itu. “Arrgh” Teriaknya terkejut ketika melihat isi surat itu.

"Kau kenapa?" Tanya Hayoung panik kemudian mengambil amplop merah muda itu. Hayoung terkejut ketika melihat isi dari amplop itu. Sebuah tulisan ‘Kill Minrae’ menggunakan tinta berwarna merah.

Hayoung mengamati tulisan itu lagi. Itu bukan tinta merah melainkan darah. Dia tidak habis pikir siapa yang mengerjain Minrae begitu mengerikan. Hayoung menutup amplop itu dan kemudian mengamati amplop itu dengan teliti. Dia tidak habis pikir siapa orang yang iseng melakukan hal ini pada Minrae.

Hayoung memeluk tubuh  Minrae. Dia ingin menenangkan gadis itu yang sejak tadi terlihat sangat ketakutan. Hayoung menatap amplop yang sudah tertutup rapi seperti semula. Dia mengamati amplop merah muda itu. Matanya terhenti pada sebuah tanda pada amplop itu. Dia terkejut melihat tanda pada amplop itu.

“Bukankah ini?”

Minrae menatap mata Hayoung penuh arti. Hayoung hanya tersenyum sambil memeluk tubuh Minrae semakin erat.

"Aniyo, bukan apa-apa. Aku akan membuang amplop ini.” Ucap Hayoung.

            Hayoung sudah berhadapan dengan Kyuhyun. Mesti Hayoung tidak yakin sepenuhnya ini adalah ulah Kyuhyun, tapi mungkin Kyuhyun tahu sesuatu tentang amplop ini.

            “Kyuhyun-ssi, maafkan aku karena sudah menyuruhmu untuk menemuiku sekarang.” Ucap Hayoung memberi sebuah senyuman pada pria itu.

            “Apa yang ingin kau bicarakan padaku?” Tanya Kyuhyun.

            Hayoung mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Dia mulai mengaduk-aduk isi tasnya, hingga dia menemukan sesuatu didalam tas itu. Setelah menemukan amplop itu, hayoung langsung menyerahkannya pada Kyuhyun.

            Kyuhyun menerima amplop berwarna merah muda itu. Awalnya dia tidak tahu maksud dari Hayoung sampai akhirnya Hayoung mengisyaratkan padanya untuk membuka isi amplop itu. Kyuhyun menuruti gadis itu kemudian dia mulai membuka amplop itu dan menemukan selembar kertas didalamnya.

            Kyuhyun terkejut melihat isi kertas itu. “Apa-apaan ini?” Ucap Kyuhyun dengan raut amarahnya.

            “Dengarkan aku, kyu. Aku hanya ingin bertanya apa kau tahu pengirim surat ini?” Hayoung coba menenangkan pria itu. Kyuhyun sudah sangat marah ketika membaca isi surat itu.

            “Apa Minrae sudah membacanya?” Tanya Kyuhyun tanpa mempedulikan pertanyaan Hayoung barusan. Hayoung hanya menganggukan kepalanya mengisyarakatkan kata ‘iya’ pada Kyuhyun.

Kyuhyun mendengus pasrah, gadis itu pasti ketakutan melihat surat ini. Kyuhyun kembali menatap Hayoung dengan tajam. Hayoung tahu pria itu pasti sedang marah padanya.

            “Sungguh aku tidak tahu isi surat itu. Aku menemukannya bersama-sama surat-surat lain. Dan aku tidak melihat isinya. Tolong maafkan aku.”

            Kyuhyun hanya terdiam mendengar ucapan Hayoung. Dia tahu bahwa Hayoung tidak bersalah.

            Kyuhyun meneliti amplop itu. Hingga matanya terhenti pada sebuah tanda panah di sudut amplop itu. Kyuhyun tahu jelas tanda itu menunjukkan simbol perusahaan milik ayahnya.

“Ini.” Ucap Kyuhyun terkejut.

“Apa kau sudah tahu siapa orangnya?”

Kyuhyun memandangi tanda itu cukup lama. Dia mulai memikirkan kemungkinan orang yang akan melakukan hal konyol itu. Hingga terlintas sebuah nama di pikirannya

            “Kyuhyun.” Panggil Hayoung membuyarkan lamunan Kyuhyun.

            “Aku tahu siapa yang mengirimi surat ini.” Ucap Kyuhyun kemudian bergegas meninggalkan Hayoung.

            “Kau akan pergi kemana?” Hayoung terus bertanya pada Kyuhyun. Tetapi Kyuhyun terus melangkahkan kakinya meninggalkan gadis itu. Hayoung pasrah dan berdoa semoga semuanya akan baik-baik saja sekarang.

            Kyuhyun terus melangkahkan kakinya meninggalkan tempat itu. Sesampainya di dalam mobil dia langsung merogoh sesuatu dari saku celananya. Dia mengambil sebuah ponsel kemudian menekan sebuah nomer.

            Nada sambungan telpon terdengar jelas di telingannya. Dia sedang menunggu seseorang yang ditelponnya menjawabnya. Hingga sebuah suara terdengar dari telponnya.

            “Kita harus bertemu… sekarang.” Ucap Kyuhyun kemudian mematikan panggilannya.

            Kyuhyun bergegas melajukan mobilnya. Dia terus melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Dia tidak peduli dia akan sampai ke tempat itu dengan selamat atau tidak. Yang dia pikirkan sekarang adalah menghabisi orang yang telah mempermainkannya.

            Kyuhyun masih melajukan mobilnya hingga tiba di sebuah taman. Dia melihat dengan jelas seorang gadis sudah menunggunya. Gadis itu masih sibuk memainkan tubuhnya di sebuah ayunan. Terlihat jelas bahwa gadis itu sangat menikmati aktivitasnya.

            “Han Yoobi.” Panggil Kyuhyun membuat gadis itu menghentikan aktivitasnya.

            “Oh, kau sudah datang, oppa.” Ucapnya kemudian berjalan ke arah Kyuhyun.

            Yoobi sudah berada dihadapannya dengan senyum terpancar di wajahnya. Kyuhyun tidak begitu peduli pada senyum gadis itu. Yang dia pedulikan sekarang adalah bagaimana bisa gadis itu melakukan hal itu pada Minrae.

            “Ada apa, oppa?” Tanya Yoobi ketika mendapati ada sesuatu yang tidak beres dari Kyuhyun.

            “Kau sudah mengingkari janjimu.”

            “Apa maksudmu?”

            Kyuhyun melempar sebuah amplop pada gadis itu. Yoobi tidak tahu apa yang terjadi hingga membuat Kyuhyun semurka ini padanya. Dia hanya bisa melihat sebuah amplop meluncur ke arahnya. Dia memungut amplop itu dan terkejut ketika melihatnya.

            “Ini. Bagaimana bisa ada padamu?” Tanya Yoobi membuat Kyuhyun semakin murka.

            Kyuhyun mencengkram kuat lengan Yoobi. Yoobi meringis kesakitan ketika tangan Kyuhyun terus mencengkram lengan gadis itu. “Katakan apa maumu sekarang?”

            Yoobi hanya bisa terdiam, dia tidak bisa menjawab pertanyaan Kyuhyun. Hingga akhirnya Kyuhyun semakin kuat mencengkram kuat lengan Yoobi. Yoobi sudah tidak tahan merasakan cengkram kuat dari tangan Kyuhyun. Dia terus meronta agar Kyuhyun melepaskannya. Tetapi Kyuhyun tidak mau melepaskannya.

            “Oppa.”

            “Berhenti memanggilku oppa. Jawab pertanyaanku Han Yoobi.”

            “Aku…hanya ingin bermain-main dengannya.”

            Kyuhyun melepas cengkraman tangannya dari Yoobi. “Bermain-main? Dengan memakai logo perusahaan ayahku? Apa kau sudah gila?”

            Yoobi mengunci mulutnya rapat-rapat. Dia memang sengaja menggunakan simbol itu karena dia ingin Minrae tahu bahwa Kyuhyun seharusnya tidak disisinya. Tetapi dia tidak tahu bahwa Kyuhyun bisa menemukan amplop itu.

            “Aku bisa menjelaskannya.”

            “Aku tidak butuh penjelasanmu.”

            “Oppa.”

            “Aku akan mengakhiri semuanya denganmu. Sekarang juga.” Ucap Kyuhyun membuat Yoobi menatapnya tidak percaya.

            Kyuhyun bergegas pergi tetapi Yoobi mencegahnya. Dia menarik tangan Kyuhyun, membuat Kyuhyun menghentikan langkahnya.

            “Oppa, kau tidak bisa melakukan hal itu.”

            “Aku bisa melakukannya.”

            “Kau tidak akan pernah bisa, oppa. Jika kau lakukan itu artinya tinggal menunggu hari perusahaan ayahmu akan hancur.”

            Kyuhyun terdiam mendengar ucapan gadis itu. Memang selama ini dia menuruti semua perintah ayahnya, semuanya demi cho corp. Mesti pada akhirnya dia harus kehilangan kebahagiaannya tapi dia rela asal perusahaan itu tidak hancur. Tetapi dia tidak tahu pada akhirnya dia harus menikah dengan seorang gadis yang begitu mengerikan.

            Yoobi tersenyum melihat Kyuhyun berhenti membantahnya. Tubuhnya semakin mendekati tubuh Kyuhyun. Kyuhyun hanya bisa memandang jijik ke arah gadis itu.

            “Kau tidak akan pernah bisa lepas dariku, sunbae. Bahkan menolakku, kau tidak akan pernah bisa.” Yoobi semakin mendekati tubuh Kyuhyun. “Keluargamu, perusahaanmu bahkan gadis itu semua berada ditanganku. Jika aku mau aku akan menghancurkan gadis itu terlebih dulu.”

            Kyuhyun menatap ngeri gadis itu. Gadis itu yang sudah membuatnya berpisah dengan Minrae, gadis itu juga yang sudah membuat Kyuhyun menderita dan sayangnya gadis itu pula yang bisa menyelamatkan semuanya yang berharga bagi Kyuhyun.

            “Kau benar, aku tidak akan pernah lepas darimu.” Ucap Kyuhyun berbisik di telinga gadis itu. “Tapi kau yang akan lepas dariku.”
...

Langit seoul sudah berubah gelap sekarang. Lampu-lampu jalan yang tadi padam sekarang menyala terang. Minrae hanya tersenyum miris merasakan dinginnya udara malam ini. Dia bahkan sudah memakai jaket tebal untuk menutupi tubuhnya tetapi rasanya tetap saja dingin.

Minrae memandangi sang malam berjalan mengikuti langkahnya. Malam ini begitu gelap tidak ada bintang-bintang bertaburan disana dan hanya ada rembulan yang masih seperempat, terus mengikuti langkah gadis itu.

Minrae memejamkan matanya merasakan malam yang sangat dingin baginya. Sesaat kemudian dia tersenyum, dia sadar bahwa hatinya lebih dingin dari angin malam ini. Dia terus melangkah menyusuri jalanan kota Seoul. Tiba-tiba langkahnya terhenti di pinggir zebra cross. Dia sedang menunggu waktu yang tepat untuk menyeberangi jalanan itu.

Matanya semakin membuka lebar saat di sebrang sana berdiri Donghae sedang menunggunya. Minrae kembali tersenyum melihat senyum Donghae terlempar untuknya. Lampu hijau sudah menyala itu artinya dia harus bergegas menyebrangi jalanan itu. Dengan langkah sedikit tergesa-gesa dia terus melewati jalanan itu.

"MINRAE AWAS." Teriak Donghae.

Sebuah sinar menghampiri tubuh Minrae. Dia tidak bisa melihat dengan jelas benda apa yang melaju ke arahnya. Dia ingin pergi sekarang tetapi tubuhnya sangat lemas hingga sulit untuk bergerak.

Braaaakk

‘Tuhan, apa ini akhir dari hidupku?'

-TBC-

0 komentar:



Posting Komentar