- genre : romance, sad
- length : series
- rated : PG-15
- main cast : Cho Kyuhyun, Kim Minrae, Lee Donghae
- author : nami
- twitter : @dap_yui
- IG : puspitadiah17
Maaf kalau ffnya kurang memuaskan. Maklum amatiran
:v
Karya asli author NO COPAS
Ditunggu RCL dari reader J
Sedikit cuplikan part sebelumnya
Minrae merasakan sesuatu membasahi pipinya. Dia ingin
membuka matanya melihat apa yang terjadi di depannya. Tetapi dengan cepat
Kyuhyun meletakkan tangannya di depan kedua mata Minrae. Minrae hanya bisa
melihat telapak tangan Kyuhyun menutupi penglihatannya.
Hingga ciuman itu berakhir Kyuhyun masih menutup mata
Minrae dengan tangannya. “Kyuhyun.” Panggil Minrae, dia ingin sekali melihat
wajah Kyuhyun.
“Jangan melihatku sekarang.” Pinta Kyuhyun masih menutup
mata Minrae dengan telapak tangannya.
Minrae hanya bisa menuruti apa yang dikatakan Kyuhyun.
Dia tahu bahwa laki-laki itu sedang menangis dihadapannya. Minrae kembali
menarik Kyuhyun mendekati tubuhnya. Ciuman itu kembali terjadi di antara mereka
'Aku
sangat mencintaimu, Kim Minrae.' Ucap Kyuhyun dalam hati.
-Happy Reading-
Ciuman itu masih
membekas di ingatan Minrae. Dia masih mengingat dengan jelas bibirnya menyentuh
bibir Kyuhyun. Perlahan Minrae menepuk-nepuk kedua pipinya. Rona wajahnya sudah
memerah sekarang. Dia masih terus membayangkan kejadian beberapa waktu yang
lalu. Dia tidak tahu bahwa berciuman dengan Kyuhyun membuatnya seperti ini.
"Aniyo, apa yang
terjadi padaku?" Lagi-lagi gadis itu menepuk pipinya.
"Tapi…”
Minrae mengacak-acak
rambutnya kuat, dia benar-benar sudah frustasi sekarang. Bayangan itu kembali,
bayangan saat dimana Minrae merasakan ciuman lembut dari Kyuhyun. Dia kembali
memegang pelan pipinya. Dia tidak tahu perasaan apa yang sedang dia rasakan
sekarang pada Kyuhyun.
Minrae melepas
tangannya dari pipinya yang masih memerah. Dia terus memandangi jemari
tangannya yang baru saja lepas dari pipinya. Tangannya sudah basah karena
terkena keringat yang membasahi pipinya. Minrae menatap pilu hal itu.
Dia masih mengingat
jelas pria itu menangis di sela-sela ciuman mereka. Mesti saat itu Kyuhyun
terus menutup kedua matanya tetapi dia dapat merasakan bagaimana perasaan pria
itu.
Dia tidak tahu mengapa
Kyuhyun begitu sedih saat itu. Ada sedikit penyesalan dalam diri Minrae. Tetapi
dia sendiri tidak tahu apa yang akan dia lakukan selanjutnya.
Minrae memeluk erat
sebuah bantal berbentuk hati. Kemudian perlahan membenamkan raut wajahnya pada
benda itu. Sekarang yang dia pikirkan adalah Kyuhyun. Entah mengapa dia menjadi
semakin terluka saat mengingat kejadian itu.
Kreeekk.
Pintu kamarnya perlahan
terbuka. Dari balik pintu itu sudah berdiri seorang pria paruh baya dengan kemejanya
yang masih melekat di tubuhnya. Minrae tahu bahwa pria itu baru saja pulang dan
langsung menuju kamarnya.
Pria itu membuka sedikit pintu kamar Minrae.
Awalnya dia hanya ingin mengecek apakah Minrae sudah tidur atau belum. Tetapi saat
mendapati Minrae masih terjaga, pria itu berjalan pelan ke arah Minrae.
"Kau belum
tidur?" Tanya Tuan Kim.
"Aku belum
ngantuk, appa." Jawab Minrae tersenyum pada ayahnya.
Tuan kim tersenyum, dia
berjalan mendekati tubuh Minrae. Matanya memandangi kedua mata Minrae, dia tahu
bahwa anaknya sedang memikirkan sesuatu. Tetapi tuan kim hanya bisa tersenyum
tanpa berniat menanyakan apa yang sedang terjadi pada anaknya.
"Ini sudah malam, tidurlah."
Ucap tuan kim seraya mendaratkan tubuhnya di tepian ranjang kamar itu. Tuan kim
mengelus rambut panjang milik Minrae. Minrae tersenyum kemudian menarik
selimutnya. Setelah itu tuan kim ingin bergegas pergi tapi Minrae mencegahnya.
"Appa."
Panggil Minrae lirih membuat ayahnya menatap kedua mata Minrae.
“Ada apa?”
“Bolehkah aku bertanya
sesuatu?”
Tuan kim hanya
tersenyum mengisyaratkan bahwa dia mau menjawab pertanyaan anaknya. Minrae
memposisikan tubuhnya duduk di ranjangnya dengan sebuah bantal menjadi sandaran
untuk tubuhnya.
“Apa?”
"Bagaimana
perasaan appa saat pertama kali bertemu eomma?" Tanya Minrae ragu.
Mendengar hal itu tuan
kim hanya tersenyum miris. Sudah lama mereka melupakan wanita itu dan sekarang
tiba-tiba Minrae mengingatkan ayahnya pada wanita yang pernah menyakiti mereka
berdua.
Tuan kim menggenggam tangan
Minrae. Senyumnya masih belum memudar mesti Minrae sudah berhasil mengorek
kisah lama yang ingin ayahnya hapus dari hidupnya.
"Dia wanita yang
sangat cantik, Appa sudah menyukainya saat pertama kali kita bertemu.” Ucap
tuan kim berusaha menutupi kesedihannya.
"Saat itu, appa
tidak sengaja bertemu dengannya di sebuah halte bus. Kami sama-sama sedang
menunggu bus. Wajah ibumu sangatlah cantik hingga membuat appa ingin terus
memandangnya.”
“Hingga bus itu tiba.
Dan kau tahu kami berdua ternyata menaiki bus yang sama.” Tuan kim tersenyum
mengingat betapa beruntungnya dia bisa menatap wanita itu lebih lama.
Tiba-tiba raut wajah
tuan kim seketika berubah menjadi serius hingga membuat Minrae menatapnya penuh
arti."Sampai akhirnya bus yang appa tumpangi menabrak sebuah pembatas
jalan.”
“Semua orang mulai
merasa panik. Hidup mereka sedang di pertaruhkan saat itu. Dalam kepanikan itu
semua orang berusaha keluar dari bus itu. Tetapi… tidak dengan ibumu. Dia hanya
terdiam di tempatnya. Appa melihatnya, dan entah mengapa appa tidak bisa
meninggalkan wanita itu sendirian. Hingga akhirnya appa berusaha membawanya
pergi.”
“Semenjak kejadian itu kami sering bertemu.
Hingga appa merasa nyaman didekatnya. Rasanya kami ingin tetap bersama dan
tidak ingin terpisahkan satu sama lain. Appa tidak sanggup berpisah dengannya.
Bahkan rasanya sangat menyakitkan jika jauh darinya” Tuan kim memandang lekat
kedua mata Minrae. Sekarang Minrae sadar bahwa ayahnya sangat mencintai ibunya.
“Bahkan sampai sekarang
cinta ini masih ada untuknya.” Lanjutnya membuat Minrae semakin menggegam erat
tangan ayahnya.
“Appa.” Panggil Minrae lirih.
“Bahkan jika harus
memilih, saat itu appa akan memilih bertahan disampingnya.” Ucap tuan kim
dengan raut wajah kecewa terpancar di rona wajahnya. Minrae hanya bisa menatap
pilu ketika mendengar cerita ayahnya. “Tapi appa sadar bahwa semuanya sudah
terlambat.”
Minrae memegang pipi
ayahnya. Dia tahu sekarang bahwa bukan hanya dia yang menderita ketika berpisah
dengan ibunya. Tetapi ayahnya lebih menderita daripada dirinya. Minrae
merasakan kesedihan dalam dirinya, dia tidak bermaksud membuka luka pada
ayahnya. Dia menyesal, tidak seharusnya dia bertanya hal itu pada ayahnya.
Tuan kim sadar Minrae
menyesali pertanyaannya. Tetapi baginya semua sudah berlalu, mestipun dia
mencintai wanita itu dia yakin pada akhirnya wanita itu akan pergi dari
hidupnya.
Tuan kim melempar
senyum pada Minrae. Sesaat kemudian dia mengusap pelan kening Minrae, hingga
sebuah kecupan singkat mendarat di kening Minrae. Sebuah senyum kembali terukir
dibibir tuan kim. “Sekarang tidurlah.” Pinta tuan kim dibalas anggukan pelan
dari Minrae.
Tuan
kim bergegas meninggalkan Minrae yang sudah memejamkan kedua matanya. Setelah
kepergian ayahnya Minrae kembali membuka matanya. Sekarang dia tahu siapa orang
yang dia cintai.
“Kurasa,
aku mencintaimu.” Ucapnya tersenyum.
…
Minrae
berjalan menyusuri koridor sekolahnya. Entah mengapa hari ini tampak sangat
membosankan dan melelahkan untuknya. Semuanya membuatnya lelah hari ini. Dia
ingin mengistirahatkan tubuh dan pikirannya.
Tubuhnya
terus melangkah hingga dia mencapai sebuah pintu. Pintu itu menghubungkannya
menuju atap sekolah. Pelan-pelan Minrae membuka pintu itu dan mendapati Kyuhyun
tengah berbaring tidak jauh dari tempatnya berdiri.
Minrae
melihatnya, Kyuhyun dengan wajahnya yang damai memandang langit siang ini.
Terik matahari tidak menganggunya untuk berhenti melihat ke langit. Dia masih
terus memandangi langit tanpa dia sadari ada seorang gadis yang berada di
dekatnya.
Kini
Minrae mulai ragu untuk melanjutkan langkahnya. Dia tidak tahu haruskah dia
meneruskan langkah kakinya. Tapi jika dia memilih itu, itu berarti dia harus
berhadapan dengan Kyuhyun. Minrae belum siap untuk bertemu Kyuhyun sekarang.
Jantungnya sulit untuk di ajak kompromi agar berdetak sewajarnya.
Minrae
memilih pergi, dia tidak bisa jika harus bertemu Kyuhyun sekarang. Tetapi
niatnya pergi sudah sirna saat menemukan mata Kyuhyun melirik ke arahnya. Minrae
harus pergi sekarang sebelum semuanya terlambat.
Minrae
bergegas pergi tetapi langkah kaki Kyuhyun lebih cepat dari langkah kakinya.
Sesaat kemudian Kyuhyun menutup pintu itu dengan sekali hentakan membuat gadis
itu tidak bisa lepas dari dirinya.
“Aku
harus kembali ke kelas.” Ucap Minrae dengan nada canggung terdengar darinya.
“Kita
harus bicara sekarang.”
Kyuhyun
semakin menghimpit tubuh gadis itu hingga menabrak pintu dibelakangnya. Minrae
hanya bisa pasrah melihat tubuhnya semakin mendekati tubuh Kyuhyun.
“Aku
tidak mau mendengarmu lagi.” Ucap Minrae meletakan kedua tangannya menutup
kedua telinganya.
“Minrae
dengarkan aku.” Pinta Kyuhyun lembut tetapi Minrae terus menutup telinganya.
“Kumohon,
dengarkan aku.” Pinta Kyuhyun sekali lagi kemudian melepas tangan Minrae yang
menutupi pendengarannya. Minrae terdiam ketika tangan Kyuhyun meraih tangannya.
Sesaat kemudian tangan mereka saling menyentuh.
“Bagaimana
jika aku mencintaimu?” Tanya Minrae tiba-tiba membuat Kyuhyun melepaskan
tangannya dari Minrae. Dia terkejut dengan pertanyaan Minrae saat itu.
“Apa
kau juga akan mencintaiku?” Tanya Minrae sekali lagi.
Kyuhyun
masih terdiam, dia tidak percaya dengan apa yang diucapkan Minrae barusan.
“Jawab
aku, Kyu.” Pinta Minrae membuat Kyuhyun menatapnya semakin dalam.
“Jika
itu terjadi maka aku akan pergi dari hidupmu.” Ucap Kyuhyun.
Minrae
menatap Kyuhyun penuh kepiluan. Dia tidak tahu bahwa Kyuhyun benar-benar
berusaha keras untuk pergi dari hidupnya. Sesaat kemudian dadanya sesak
menyadari bahwa Kyuhyun tidak benar-benar ingin bersamanya.
“Ku
mohon jangan memintaku tetap disisimu lagi. Karena aku tidak bisa.” Lanjut
Kyuhyun membuat sesak di dada Minrae semakin bertambah. Minrae hanya bisa
menahan rasa sakit itu.
“Maafkan aku Minrae.
Semuanya sudah berakhir.” Ucap Kyuhyun lagi.
‘Dan jangan pernah
membalas cintaku.’ Ucap Kyuhyun dalam hati.
Kyuhyun
menatap Minrae yang masih terdiam di tempatnya. Kyuhyun hanya bisa menahan
semua ini. Hingga akhirnya Kyuhyun melewati tubuh Minrae, dia ingin pergi dari
Minrae sekarang.
Minrae
melihat tubuh Kyuhyun menjauhinya. Dia tidak bisa mencegah kepergian pria itu.
Sesaat kemudian air matanya mengalir membasahi kedua pipinya. Minrae memegang
dadanya yang masih sesak. Dia tahu bahwa semuanya tidak ada gunanya. Kyuhyun
benar-benar ingin mengakhiri semuanya. Bahkan ciuman itu tidak pernah berarti
baginya.
…
Kyuhyun
menuruni tangga dengan langkah gontai. Dalam lubuk hatinya yang paling dalam
dia tidak ingin berpisah dengan Minrae. Tapi dia tidak bisa berada di dekat
gadis itu. Dia tidak ingin membuat Minrae semakin terluka jika dia tetap
bertahan disisinya.
Kyuhyun terus
melangkahkan kakinya berusaha keras untuk menghilangkan rasa sakitnya sekarang.
Dia tahu keputusan ini membuat dia dan Minrae menderita tapi hanya keputusan
ini yang bisa dia ambil sekarang.
Tiba-tiba langkah kaki
Kyuhyun terhenti, Donghae sudah berada di depannya menghadang langkah pria itu.
"Ada yang ingin ku
bicarakan padamu." Ucap Donghae dan
hanya dibalas anggukan pelan dari Kyuhyun.
Donghae dan Kyuhyun
sudah berada di sebuah gudang olahraga. Kyuhyun memandangi rak bola tak jauh
darinya. Dia masih ingat apa yang dilakukan Donghae dan Minrae saat itu. Mesti
hanya sekilas tapi Kyuhyun tahu bahwa Donghae juga mencintai Minrae.
"Apa yang ingin
kau bicarakan padaku?" Tanya Kyuhyun membuat Donghae menatapnya tajam.
Bruuk
Donghae memukul tubuh
Kyuhyun. Kyuhyun hanya bisa meringis kesakitan merasakan pukulan yang cukup
keras dari Donghae.
"Sampai kapan kau
akan terus menyakiti perasaan Minrae?" Ucap Donghae meraih kerah baju
Kyuhyun. Dia tidak bisa menahan emosinya sekarang. Donghae tahu bahwa selama
ini Minrae menderita karena Kyuhyun.
“Apa kau mencintai Kim Minrae?” Tanya Kyuhyun
membuat Donghae melepas cengkraman dari tubuh Kyuhyun.
"Jika aku mencintainya, lalu kau
sendiri?" Balas Donghae membuat Kyuhyun terdiam. Donghae tahu bahwa
Kyuhyun sangat mencintai Minrae. Begitu juga yang dirasakan Donghae pada
Minrae.
Kyuhyun
masih terdiam membuat Donghae semakin murka padanya. Hingga sebuah pukulan
mendarat ke wajah Kyuhyun. Kyuhyun seketika terjatuh merasakan pukulan Donghae
terus menghantam tubuhnya.
Donghae
tanpa henti terus memukul tubuh Kyuhyun yang sudah hampir memar seutuhnya. Kyuhyun
hanya pasrah merasakan tubuhnya semakin kesakitan karena pukulan Donghae.
“Jika
kau mencintainya seharusnya kau menjaganya bukan menyakitinya.” Ucap Donghae
masih memukuli Kyuhyun yang sejak tadi masih terdiam merasakan pukulan
bertubi-tubi dari Donghae.
Donghae
kembali mencengkram kerah baju Kyuhyun. Dia masih ingin memukuli tubuh Kyuhyun
tapi seketika tangannya terhenti melihat Kyuhyun meneteskan air matanya.
Donghae melepaskan tubuh Kyuhyun dari cengkramannya.
“Kyuhyun.”
"Aku sangat
mencintainya, tapi aku tidak bisa hidup disisinya.” Kyuhyun semakin memperdalam
tatapannya pada Donghae.
"Aku harus pergi
ke Amerika. Dan saat aku kembali." Kyuhyun menghentikan ucapannya. Donghae
memandangi wajah Kyuhyun penuh arti. Hingga akhirnya Kyuhyun mencengkram kuat
bahu Donghae."Aku akan menikah dengan Han Yoobi."
Donghae terdiam berusaha mencerna ucapan pria
itu. Menikah? Apa Donghae tidak salah dengar. Tetapi dalam keadaan seperti ini
Kyuhyun tidak mungkin membohongi pria itu. Donghae hanya bisa menatap pilu
keadaan Kyuhyun.
“Apa
sekarang kau sedang bercanda denganku?” Bentak Donghae.
Kyuhyun mengelengkan
kepalanya menandakan dia sedang tidak bercanda dengan Donghae. "Hanya itu
satu-satunya cara untuk lindungi perusahaan ayahku dan juga... Minrae." Ucap Kyuhyun berusaha
menjelaskan pada Donghae.
"KYUHYUN."
Teriak Donghae mendekati tubuh Kyuhyun. Dia kembali mengcengkram kerah baju
Kyuhyun.
“Apa kau sudah gila?”
Teriak Donghae semakin menunjukkan betapa dia sangat marah pada Kyuhyun.
"Maafkan aku. Aku
yakin kau bisa membahagiakannya. Bahkan lebih baik daripada aku."
Donghae
semakin mempererat cengkraman tangannya pada Kyuhyun. Dia tidak berniat
memukuli Kyuhyun lagi. Dia tahu tubuh Kyuhyun sudah hampir ambruk. Donghae
hanya bisa menatapnya tajam menunjukkan betapa dia ingin memukul pria itu lagi.
“Jika
itu memang maumu, akan kulakukan dengan sangat baik. Ku harap kau tidak
menyesalinya suatu saat nanti.” Ucap Donghae melepas cengkraman dari tubuh
Kyuhyun.
Donghae
bergegas pergi meninggalkan Kyuhyun yang sudah tidak berdaya lagi. Kyuhyun
hanya melihat kepergian Donghae tanpa berniat ingin bangkit dari tempatnya. Dia
hanya bisa meringis kesakitan sekarang. Tubuh dan hatinya semua sangat
menyakitkan baginya.
…
Minrae memainkan pena di atas sebuah kertas
putih. Dia tidak menulis apapun sama sekali. Minrae hanya melamun memikirkan banyak
hal yang terjadi padanya akhir-akhir ini. Semua membuatnya membenci dirinya
sendiri.
"Minrae."
Panggil seseorang gadis yang sudah berdiri dihadapan Minrae tanpa dia sadari
kapan gadis itu datang.
"Wae,
young-ah?"
Hayoung mengambil
sesuatu dari saku seragamnya. Sebuah amplop berwarna merah muda terlihat jelas
ditangan Hayoung. Minrae hanya mengambil amplop itu dengan raut wajah malas.
Hayoung hanya menatap bingung melihat keadaan Minrae yang semakin berantakan
beberapa hari ini.
Minrae membuka amplop
itu, dia mengambil sepucuk surat di dalam amplop itu. “Arrgh” Teriaknya
terkejut ketika melihat isi surat itu.
"Kau kenapa?"
Tanya Hayoung panik kemudian mengambil amplop merah muda itu. Hayoung terkejut
ketika melihat isi dari amplop itu. Sebuah tulisan ‘Kill Minrae’ menggunakan
tinta berwarna merah.
Hayoung mengamati
tulisan itu lagi. Itu bukan tinta merah melainkan darah. Dia tidak habis pikir
siapa yang mengerjain Minrae begitu mengerikan. Hayoung menutup amplop itu dan
kemudian mengamati amplop itu dengan teliti. Dia tidak habis pikir siapa orang
yang iseng melakukan hal ini pada Minrae.
Hayoung memeluk
tubuh Minrae. Dia ingin menenangkan
gadis itu yang sejak tadi terlihat sangat ketakutan. Hayoung menatap amplop
yang sudah tertutup rapi seperti semula. Dia mengamati amplop merah muda itu.
Matanya terhenti pada sebuah tanda pada amplop itu. Dia terkejut melihat tanda
pada amplop itu.
“Bukankah ini?”
Minrae menatap mata
Hayoung penuh arti. Hayoung hanya tersenyum sambil memeluk tubuh Minrae semakin
erat.
"Aniyo, bukan
apa-apa. Aku akan membuang amplop ini.” Ucap Hayoung.
…
Hayoung
sudah berhadapan dengan Kyuhyun. Mesti Hayoung tidak yakin sepenuhnya ini
adalah ulah Kyuhyun, tapi mungkin Kyuhyun tahu sesuatu tentang amplop ini.
“Kyuhyun-ssi,
maafkan aku karena sudah menyuruhmu untuk menemuiku sekarang.” Ucap Hayoung
memberi sebuah senyuman pada pria itu.
“Apa
yang ingin kau bicarakan padaku?” Tanya Kyuhyun.
Hayoung
mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Dia mulai mengaduk-aduk isi tasnya, hingga
dia menemukan sesuatu didalam tas itu. Setelah menemukan amplop itu, hayoung langsung
menyerahkannya pada Kyuhyun.
Kyuhyun
menerima amplop berwarna merah muda itu. Awalnya dia tidak tahu maksud dari
Hayoung sampai akhirnya Hayoung mengisyaratkan padanya untuk membuka isi amplop
itu. Kyuhyun menuruti gadis itu kemudian dia mulai membuka amplop itu dan
menemukan selembar kertas didalamnya.
Kyuhyun
terkejut melihat isi kertas itu. “Apa-apaan ini?” Ucap Kyuhyun dengan raut
amarahnya.
“Dengarkan
aku, kyu. Aku hanya ingin bertanya apa kau tahu pengirim surat ini?” Hayoung
coba menenangkan pria itu. Kyuhyun sudah sangat marah ketika membaca isi surat
itu.
“Apa
Minrae sudah membacanya?” Tanya Kyuhyun tanpa mempedulikan pertanyaan Hayoung
barusan. Hayoung hanya menganggukan kepalanya mengisyarakatkan kata ‘iya’ pada
Kyuhyun.
Kyuhyun mendengus
pasrah, gadis itu pasti ketakutan melihat surat ini. Kyuhyun kembali menatap
Hayoung dengan tajam. Hayoung tahu pria itu pasti sedang marah padanya.
“Sungguh
aku tidak tahu isi surat itu. Aku menemukannya bersama-sama surat-surat lain.
Dan aku tidak melihat isinya. Tolong maafkan aku.”
Kyuhyun
hanya terdiam mendengar ucapan Hayoung. Dia tahu bahwa Hayoung tidak bersalah.
Kyuhyun
meneliti amplop itu. Hingga matanya terhenti pada sebuah tanda panah di sudut
amplop itu. Kyuhyun tahu jelas tanda itu menunjukkan simbol perusahaan milik
ayahnya.
“Ini.” Ucap Kyuhyun
terkejut.
“Apa kau sudah tahu
siapa orangnya?”
Kyuhyun memandangi
tanda itu cukup lama. Dia mulai memikirkan kemungkinan orang yang akan
melakukan hal konyol itu. Hingga terlintas sebuah nama di pikirannya
“Kyuhyun.”
Panggil Hayoung membuyarkan lamunan Kyuhyun.
“Aku
tahu siapa yang mengirimi surat ini.” Ucap Kyuhyun kemudian bergegas
meninggalkan Hayoung.
“Kau
akan pergi kemana?” Hayoung terus bertanya pada Kyuhyun. Tetapi Kyuhyun terus
melangkahkan kakinya meninggalkan gadis itu. Hayoung pasrah dan berdoa semoga
semuanya akan baik-baik saja sekarang.
…
Kyuhyun
terus melangkahkan kakinya meninggalkan tempat itu. Sesampainya di dalam mobil
dia langsung merogoh sesuatu dari saku celananya. Dia mengambil sebuah ponsel
kemudian menekan sebuah nomer.
Nada
sambungan telpon terdengar jelas di telingannya. Dia sedang menunggu seseorang
yang ditelponnya menjawabnya. Hingga sebuah suara terdengar dari telponnya.
“Kita
harus bertemu… sekarang.” Ucap Kyuhyun kemudian mematikan panggilannya.
Kyuhyun
bergegas melajukan mobilnya. Dia terus melajukan mobilnya dengan kecepatan
tinggi. Dia tidak peduli dia akan sampai ke tempat itu dengan selamat atau
tidak. Yang dia pikirkan sekarang adalah menghabisi orang yang telah mempermainkannya.
Kyuhyun
masih melajukan mobilnya hingga tiba di sebuah taman. Dia melihat dengan jelas seorang
gadis sudah menunggunya. Gadis itu masih sibuk memainkan tubuhnya di sebuah
ayunan. Terlihat jelas bahwa gadis itu sangat menikmati aktivitasnya.
“Han
Yoobi.” Panggil Kyuhyun membuat gadis itu menghentikan aktivitasnya.
“Oh,
kau sudah datang, oppa.” Ucapnya kemudian berjalan ke arah Kyuhyun.
Yoobi
sudah berada dihadapannya dengan senyum terpancar di wajahnya. Kyuhyun tidak
begitu peduli pada senyum gadis itu. Yang dia pedulikan sekarang adalah
bagaimana bisa gadis itu melakukan hal itu pada Minrae.
“Ada
apa, oppa?” Tanya Yoobi ketika mendapati ada sesuatu yang tidak beres dari
Kyuhyun.
“Kau
sudah mengingkari janjimu.”
“Apa
maksudmu?”
Kyuhyun
melempar sebuah amplop pada gadis itu. Yoobi tidak tahu apa yang terjadi hingga
membuat Kyuhyun semurka ini padanya. Dia hanya bisa melihat sebuah amplop
meluncur ke arahnya. Dia memungut amplop itu dan terkejut ketika melihatnya.
“Ini.
Bagaimana bisa ada padamu?” Tanya Yoobi membuat Kyuhyun semakin murka.
Kyuhyun
mencengkram kuat lengan Yoobi. Yoobi meringis kesakitan ketika tangan Kyuhyun
terus mencengkram lengan gadis itu. “Katakan apa maumu sekarang?”
Yoobi
hanya bisa terdiam, dia tidak bisa menjawab pertanyaan Kyuhyun. Hingga akhirnya
Kyuhyun semakin kuat mencengkram kuat lengan Yoobi. Yoobi sudah tidak tahan
merasakan cengkram kuat dari tangan Kyuhyun. Dia terus meronta agar Kyuhyun
melepaskannya. Tetapi Kyuhyun tidak mau melepaskannya.
“Oppa.”
“Berhenti
memanggilku oppa. Jawab pertanyaanku Han Yoobi.”
“Aku…hanya
ingin bermain-main dengannya.”
Kyuhyun
melepas cengkraman tangannya dari Yoobi. “Bermain-main? Dengan memakai logo
perusahaan ayahku? Apa kau sudah gila?”
Yoobi
mengunci mulutnya rapat-rapat. Dia memang sengaja menggunakan simbol itu karena
dia ingin Minrae tahu bahwa Kyuhyun seharusnya tidak disisinya. Tetapi dia
tidak tahu bahwa Kyuhyun bisa menemukan amplop itu.
“Aku
bisa menjelaskannya.”
“Aku
tidak butuh penjelasanmu.”
“Oppa.”
“Aku
akan mengakhiri semuanya denganmu. Sekarang juga.” Ucap Kyuhyun membuat Yoobi
menatapnya tidak percaya.
Kyuhyun
bergegas pergi tetapi Yoobi mencegahnya. Dia menarik tangan Kyuhyun, membuat
Kyuhyun menghentikan langkahnya.
“Oppa,
kau tidak bisa melakukan hal itu.”
“Aku
bisa melakukannya.”
“Kau
tidak akan pernah bisa, oppa. Jika kau lakukan itu artinya tinggal menunggu
hari perusahaan ayahmu akan hancur.”
Kyuhyun
terdiam mendengar ucapan gadis itu. Memang selama ini dia menuruti semua
perintah ayahnya, semuanya demi cho corp. Mesti pada akhirnya dia harus
kehilangan kebahagiaannya tapi dia rela asal perusahaan itu tidak hancur.
Tetapi dia tidak tahu pada akhirnya dia harus menikah dengan seorang gadis yang
begitu mengerikan.
Yoobi
tersenyum melihat Kyuhyun berhenti membantahnya. Tubuhnya semakin mendekati
tubuh Kyuhyun. Kyuhyun hanya bisa memandang jijik ke arah gadis itu.
“Kau
tidak akan pernah bisa lepas dariku, sunbae. Bahkan menolakku, kau tidak akan
pernah bisa.” Yoobi semakin mendekati tubuh Kyuhyun. “Keluargamu, perusahaanmu
bahkan gadis itu semua berada ditanganku. Jika aku mau aku akan menghancurkan
gadis itu terlebih dulu.”
Kyuhyun
menatap ngeri gadis itu. Gadis itu yang sudah membuatnya berpisah dengan Minrae,
gadis itu juga yang sudah membuat Kyuhyun menderita dan sayangnya gadis itu
pula yang bisa menyelamatkan semuanya yang berharga bagi Kyuhyun.
“Kau
benar, aku tidak akan pernah lepas darimu.” Ucap Kyuhyun berbisik di telinga
gadis itu. “Tapi kau yang akan lepas dariku.”
...
Langit seoul sudah
berubah gelap sekarang. Lampu-lampu jalan yang tadi padam sekarang menyala
terang. Minrae hanya tersenyum miris merasakan dinginnya udara malam ini. Dia
bahkan sudah memakai jaket tebal untuk menutupi tubuhnya tetapi rasanya tetap
saja dingin.
Minrae memandangi sang
malam berjalan mengikuti langkahnya. Malam ini begitu gelap tidak ada
bintang-bintang bertaburan disana dan hanya ada rembulan yang masih seperempat,
terus mengikuti langkah gadis itu.
Minrae memejamkan
matanya merasakan malam yang sangat dingin baginya. Sesaat kemudian dia
tersenyum, dia sadar bahwa hatinya lebih dingin dari angin malam ini. Dia terus
melangkah menyusuri jalanan kota Seoul. Tiba-tiba langkahnya terhenti di
pinggir zebra cross. Dia sedang menunggu waktu yang tepat untuk menyeberangi
jalanan itu.
Matanya semakin membuka
lebar saat di sebrang sana berdiri Donghae sedang menunggunya. Minrae kembali
tersenyum melihat senyum Donghae terlempar untuknya. Lampu hijau sudah menyala
itu artinya dia harus bergegas menyebrangi jalanan itu. Dengan langkah sedikit
tergesa-gesa dia terus melewati jalanan itu.
"MINRAE AWAS."
Teriak Donghae.
Sebuah sinar
menghampiri tubuh Minrae. Dia tidak bisa melihat dengan jelas benda apa yang
melaju ke arahnya. Dia ingin pergi sekarang tetapi tubuhnya sangat lemas hingga
sulit untuk bergerak.
Braaaakk
‘Tuhan, apa ini akhir
dari hidupku?'
-TBC-
0 komentar:
Posting Komentar